Matius 22 : 15-21 : Tentang membayar Pajak kepada Kaisar

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Matius 22 : 15-21 : Tentang membayar Pajak kepada Kaisar

100 % Indonesia, 100 % Katolik?

Syalom dan selamat berhari minggu untuk umat beriman! Injil pada hari ini menarasikan dialog Yesus dengan orang-orang Farisi. Dialog ini diinisiasi oleh orang-orang Farisi yang dimulai dengan mengajukan pertanyaan kepada Yesus. Pertanyaan yang mereka ajukan merupakan hasil perundingan di antara mereka dengan tujuan ingin menjerat Yesus. Ironinya pertanyaan itu diwakilkan kepada murid-muridnya,  ibarat kata lempar batu sembunyi tangan. Mereka tidak ingin mendapat malu jika mereka ‘kalah’ dalam tanya-jawab dengan Yesus. Bagaimana pun Yesus sudah lebih dulu tahu maksud di balik pertanyaan tricky mereka. “katakanlah kepada kami pendapat-Mu : Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Jawaban Yesus di luar ekspektasi mereka. “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah,” jawab Yesus. Dialog Yesus dengan orang-orang Farisi selalu dimenangkan Yesus dengan pergerakan skakmat. Cah, keren nggak Yesus? Keren dong.

Pesan Yesus sangat penting untuk kita maknai dalam kehidupan kita saat ini. Kita hidup di sebuah negara besar dengan keberagaman dalam pelbagai aspek seperti suku, agama, ras, dan antar golongan. Namun kita disatukan oleh cita-cita yang sama yang berlandas pada Pancasila, khususnya persatuan Indonesia. Kita berstatus sebagai warga negara, maka tanggung jawab sebagai warga negara itu mesti kita tunaikan dengan sebaik mungkin. Ya, membayar pajak menjadi contoh kecil yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini. Cara-cara lain bisa kita sumbangkan dengan kreativitas kita masing-masing. Anda guru, jadilah guru yang penuh dedikasi mendidik para murid; anda siswa, belajarlah dengan tekun; anda pemerintah, tunaikan tugas anda dengan jujur dan penuh rasa keadilan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai minoritas hak-hak kita tidak mudah  untuk kita peroleh begitu saja, khususnya hak-hak yang berkaitan dengan hidup menggereja. Sekiranya itu tidak mengendorkan semangat kita untuk berbakti bagi negeri, menjadi 100 % Indonesia.

Jangan lupa kewajiban kita kepada Allah. Saya menawarkan parameter yang standar untuk mengukur sejauh mana kewajiban kita sebagi murid Yesus kepada Allah dilakukan. Ukuran itu adalah Lima Perintah Gereja.

  1. Rayakan hari raya yang disamakan dengan hari Minggu
  2. Ikutlah perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan, dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu.
  3. Berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan.
  4. Mengaku dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun.
  5. Sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa Paskah.

Setelah melihat perintah-perintah di atas, pertanyaan reflektif dan evaluatifnya adalah apakah aku sudah melaksanakannnya atau tidak sepenuhnya, atau paling ekstrim tidak sama sekali? Pelaksanaan perintah-perintah di atas tentang relasi pribadi kita dan Allah. Hari ini Yesus mengingatkan kita  untuk  memeriksa dan mengevaluasi diri, apakah kita sudah memberikan diri kepada-Nya? Mari kita tunaikan kewajiban kita sebagai orang Indonesia dan orang Katolik, supaya slogan 100 %  Indonesia, 100% Katolik bukan kata-kata hampa melainkan bermakna karena hidup kita memang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Amin!

 

Fr.Erick – Frater Tingkat IV

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.