DIALOG BULAN NOVEMBER: NIKAH BEDA AGAMA
Seperti pada bulan-bulan sebelumnya, Komunitas Skolastikat Xaverian kembali mengadakan dialog antaragama pada Sabtu, 23 November 2013, di Wisma Skolastikat Xaverian Cempaka Putih. Acara dikemas dalam format bedah buku “Figh Nikah Beda Agama” yang ditulis oleh Ahmad Nurcholish dan Muhamad Monib. Kegiatan ini diselenggarakan dalam kerja sama dengan lembaga ICRP (Indonesian Conference On Religion and Peace).
Pembicara utama dalam diskusi dialogis kali ini adalah Pastor Frumensius Gions dan Bapak Ida Made Sugita, S.Ag, M. Fil. H. Kedua pembicara ini berasal dari lingkungan Katolik dan Hindu. Pastor Frumens adalah lulusan STF Driyarkara Jakarta dan Akademia Alfonsiana, Roma yang saat ini menjadi dosen di STF Diryarkara. Bapak Ida Made adalah lulusan Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta dan Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Dialog dimulai pada pukul 17.00 dan diikuti oleh kurang lebih 60-an peserta lintas agama. Kedua pembicara memaparkan makna pernikahan dan pernikahan beda agama dari sudut pandang Katolik dan Hindu. Pastor Frumens memaparkan bahwa perkawinan Katolik bercirikan monogami dan tak terceraikan. Pernikahan beda agama pun sebenarnya dilarang tetapi sekaligus bahwa Gereja Katolik tetap memfasilitasi jika ada umatnya yang menikah beda agama.
Bapak Ida Made menjelaskan bahwa pernikahan Hindu mempunyai beberapa tahap yang intinya bahwa orang menikah tidak berhenti pada tujuan melahirkan keturunan tetapi pada pelayanan kepada sesama. Tentang pernikahan beda agama, Hindu cenderung –kalau anak perempuan Hindu- merelakan istri mengikuti agama suami asalkan ia menghidupi cinta kasih dalam keluarganya.
Pada sesi diskusi, Bapak Nurcholish memaparkan tentang kesulitan real dalam pernikahan beda agama yang terjadi di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh adanya penafsiran yang tidak seragam terhadap Undang- undang pada level perangkat negara.
Acara ditutup dengan foto dan makan bersama.