Renungan Mingguan Adven IV

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Renungan Mingguan Adven IV

Renungan Minggu Adven IV

Bacaan I: 2 Samuel 7 : 1 –  16;Bacaan II: Roma 16 : 25 – 27; Injil Lukas  1 : 26 – 38

 

Iman Membawa Sukacita

“sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu

 

Kisah Maria menerima kabar gembira dari malaikat Allah tidak asing lagi bagi kita. Sebab seringkali kita mendengarkan dan mendaraskannya, setiap pukul 06.00 pagi, pukul 12.00 siang dan 18.00 sore. Apakah kita bosan mendengarkannya atau mendaraskan doa ini? Saya secara pribadi merasa sangat tersentuh dengan doa ini karena doanya sangat sederhana namun membawa pesan yang begitu dalam, bagaimana Allah menyapa Bunda Maria melalui MalaikatNya untuk mewartakan kabar gembira bagi dunia. Karya keselamatan hadir melalui perantaraan Bunda Maria. Bahwa dia akan mengandung dan melahirkan Sang Juruselamat yang dinantikan. Sosok Bunda Maria berperan penting dalam peristiwa ini kepekaannya pada panggilan Allah sungguh luar biasa.

Dalam Minggu Adven ke IV ini kisah Maria kita dengarkan kembali, dalam Injil Lukas diceritakan dengan baik bagaimana Allah melibatkan manusia dalam karyaNya. Tentu  kisah ini membawa pesan yang bermakna bagi kita yang sedang mempersiapkan diri menyambut kelahiran Imanuel.  Kini Sang Juruselama yang kita nantikan semakin dekat, yang menjadi pertanyaan bagi kita bagiaman situasi batin kita dalam menyambut kedatangan-Nya?  Kiranya keempat lilin yang dinyalakan menjadi simbol bagi diri kita masing-masing bahwa kita penuh dengan rasa sukacita menyambut kelahiran Sang Juruselamat.

Dalam kisah Maria ini dua hal yang yang menjadi permenungan saya secara pribadi. Pertama, ketaatannya pada kehendak Allah. Dengan sikap ini, Maria menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa dalam menanggapi kehendak Allah yang tak terduga. Ia tidak mempertanyakan rencana Allah atau meminta penjelasan lebih lanjut, tetapi ia percaya sepenuhnya bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar dan lebih baik dari yang bisa ia bayangkan. Ia mengandalkan imannya yang kuat untuk memimpinnya dalam melaksanakan tugas yang besar ini. Dalam menjalani hidup seringkali kita mengalami ketidakpastian dan ketakutan dalam mengambil keputusan ketika kita berada dalam dua pilihan yang cukup sulit atau dalam menghadapi situasi-situasi yang tidak mengenakkan. Kiranya kita bisa belajar dari sikap Bunda Maria yang memiliki iman  yang teguh pada Allah. Berserah dan percaya pada kehendak-Nya sehingga kita  siap menerima segala tugas, pelayanan, karya yang dipercayakan  kepada kita masing-masing dan melakukannya dengan penuh sukacita sebagaimana ditunjukkan oleh Bunda Maria.

Kedua, relasinya dengan Allah. Kedekatan yang mendalam dengan Allah terlihat dari  pribadi Bunda Maria. Ketika ia menerima kabar bahwa ia akan mengandung ia begitu terkejut dengan alasan manusiawinya bahwa dia belum bersuami bagaimana hal itu mungkin terjadi? Akan tetapi karena ada relasi atau kedekatan dengan Allah ia menerima kabar gembira itu dengan penuh sukacita. Kita pun diajak untuk terus berusaha menjalin  relasi yang dalam dengan Allah. Doa menjadi  fundamental bagi kita karena hanya dekat dengan Dia kita mampu menghadapi segala tantangan, kesulitan dan cobaan dalam peziarahan di dunia ini.  Barangkali kita telah berusaha untuk mencapai titik ini, namun kita sering gagal karena kita dihadapkan pada hiruk-pikuk dunia ini, tawaran- tawaran membawa kenikmatan diri sendiri dan sibuk dengan pekerjaan kita.

 

Mari kita belajar dari Bunda Maria yang membuka diri untuk menerima kehendak Allah. Kerendahan hatinya yang begitu luar biasa untuk menerima tugas yang tidak begitu mudah, akan tetapi ia menyanggupi dengan doa sederhananya,” sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Ia siap menerima tugas itu dengan penuh sukacita. Dalam setiap tugas yang dipercayakan kepada kita

Semoga kelahiran Sang Juruselamat sungguh-sungguh membawa sukacita dalam hati dan membawa kebaharuan bagi kehidupan kita masing-masing. Amin.

Selamat merayakan natal untuk kita semua. Tuhan memberkati.

 

Fr. Paskal, SX – Frater Tingkat I

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.