Renungan Th.B Minggu Biasa IV

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

(Bacaan I, Ul. 18:15-20, Bac II, 1Kor. 7:32-35, Injil Mrk. 1:21-28)

web4

Fr.Joni Siap Diutus Menjadi Pewarta

Kisah Injil hari ini sangat menarik dan memiliki banyak hal yang dapat diambil. Saya menemukan bahwa Injil mempertegas kembali tugas-tugas Gereja yang sedang berjalan  dalam panggilan  menuju kekudusan.  Kepada umat Kristiani  disadarkan terus akan tugasnya sebagai Gereja yang menguduskan (liturgia), Gereja yang  mewartakan (kerygma),  Gereja  yang  menjadi saksi (martyria) dan tugas  yang terakhir adalah Gereja yang melayani (diakonia).

Keempat tugas ini dapat dilihat dalam bagian awal  karya Yesus di Kapernaun,Yesus yang mengajar di rumah ibadat dan  menyembuhkan orang yang kerasukan  setan.  Yesus yang mengawali karya-Nya hari ini,  menjadikan rumah-Nya sendiri sebagai  tempat karya dan menunjukkan bahwa tugas Gereja yang menguduskan telah digambarkan di sini. Kehadiran Yesus di rumah ibadat tersebut,  dapat dilihat sebagai  Allah yang datang meguduskan umat-Nya.  Dengan otoritas sebagai  Allah “yang berkuasa,”   Dia telah menunjukkan sosok setia yang tetap menyertai GerejaNya sampai akhir zaman, bdk.  Matius, 28:20, kata-kata terakhir Yesus   ketika mengutus murid-murid-Nya. Dengan demikian, nampakalah tugas imaniah Gereja  yang menguduskan umatnya, yakni doa dan ibadat.

Lebih lanjut,  dikisahkan  bahwa Yesus tidak hanya  masuk dalam rumah ibadat itu,  tetapi Dia juga mengajar, “Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat  dan mengajar”  (ayat 21). Tanggapan orang-orang yang takjub ketika mendengarkan pengajaran-Nya menandakan bahwa perkataan Yesus itu belum pernah mereka dengar sebelumnya. Pantaslah mereka bertanya kepada yang lain, “Apa ini?  Suatu ajaran baru?  Ia  berkata dengan kuasa…” (ayat 27). Sangat jelas bahwa  tujuan dari pewartaan adalah membuat semua yang mendengar pewartaan tersebut  takjub akan kasih Allah yang ditawarkan oleh Yesus kepada umatNya. Dengan ini, tugas pewartaan melalui pengajaran terus memperhatikan dan membuat orang yang belum mengenal Allah  takjub akan kasih Allah itu.

Tugas Gerja yang ketiga adalah  menjadi saksi (martyria). Menjadi saksi Kristus  berarti  menyampaikan  dan menunjukkan  apa yang diimani kepada orang lain.  Inilah yang dilakukan  oleh seorang yang kerasukan setan hari ini dalam perjumpaan Yesus dengannya. Kesaksiannya begitu besar dan menggoncangkan iman orang yang berada bersamanya. Dia telah menjadi saksi setidaknya bagi orang yang ada di sekitarnya, dan ia telah bersaksi kepada Allah  bahwa ia telah mengakui Kristus sebagai utusan Allah. Bandingkan  saja dengan pengakuaan Petrus akan Yesus yang menyusul pengakuan orang kerasukan setan ini. Ditelusuri lebih dalam mengenai perkataan  sebagai pengakuan orang yang kerasukan setan ini,  bukan saja hal yang  biasa atau spontan, tetapi sebuah pengakuan akan pengalaman perjumpaan dengan sosok Yesus. Dapat  dipikirkan bahwa, seorang  martir dibunuh karena mengatakan hal yang sama.  Yesus dibunuh karena dia mengatakan Dia berasal dari Allah. Sangat jelas bahwa dasar iman Kristiani adalah pengakuan akan Kristus yang  datang dari Allah, dan hemat saya bahwa, inilah  misi agung Kristus  sendiri, mau memperkenalkan bahwa diriNya berasal dari Allah.

Tugas Gereja yang terakhir adalah melayani (diakonia). Dalam kisah ini, ketika orang yang kerasukan setan itu menentang Yesus dalam pewartaanNya dengan mengatakan, “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?”  Hal yang menarik dari adegan ini adalah Yesus tidak mundur seperti yang diharapkan oleh setan itu. Kasih Yesus terhadap orang  itu tidak dapat dibendung oleh  asal  Yesus yang berbeda dengannya. Satu hal yang ditunjukan Yesus di sini, bahwa kasih itu tidak dibatasi oleh wilayah, atau ras. Inisiatif  Allah, yang adalah kasih,  sangat menonjol di sini. Yesus sungguh mencintai dan melayaninya dengan mengusir  roh jahat yang ada dalam orang tersebut.  Merenungkan hal ini,  dengan sosok seorang murid,  bukankah seorang Kristiani disebut immitatio Christi dengan maksud meniru Kristus dalam segala  hal.  Karena Kristus adalah Guru yang sejati.  Umat Kristus dalam perjalanannnya menuju panggilan  kekudusan layaknya mengikuti sang guru, karena Dia adalah kudus,  pewarta, saksi Allah, dan pelayan. AMIN.

Salam Misioner

(Fr. Joni Morgan)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: