Minggu Pesta Pembabtisan Tuhan

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Cinta dan Arti Sebuah Pengorbanan

Yes. 55:1-11;1Yoh. 5:1-9Mrk. 1:7-11 

Aku membabtis kamu dengan air, tetapi Ia akan membabtis kamu dengan Roh Kudus” (Mrk 1:8). Kutipan Injil ini menggambarkan kerendahan hati dari Yohanes Pembabtis yang adalah pembuka jalan kebenaran bagi Yesus yang menjadi penebus dosa manusia. Seruan dan ajakan yang dilontarkan oleh Yohanes pembabtis di padang gurun telah membuka mata umat Yudea untuk bertobat dan dibabtis dalam nama Allah. Yohanes Pembabtis sendiri menjadi primadona pada saat itu di mana ia telah membuat hati semua orang merasa takjub atas keberaniannya dalam membimbing umat beriman untuk berdoa. Akan tetapi, ia bukanlah orang  yang mau dipuja atau disembah oleh banyak orang, ia adalah manusia yang penuh akan sukacita injil, hal ini nampak dari kesederhanaan dirinya. Kisah dari Yohanes pembabtis telah menjadi pedoman banyak orang khususnya para Martir dan Santo-Santa yang mengorbankan diri mereka bagi keselamatan umat kristiani dan dalam mempertahankan iman Kistiani dari berbagai ancaman yang datang. Seorang Misionaris juga mendalami sikap pengorbanan dan melalui sikap ini seorang Misionaris telah menjadi pembuka jalan bagi kehadiran Yesus ditengah-tengah mereka yang belum mengenal-Nya.

Kehidupan sekarang ini cendrung mengarah pada sikap egois dan sombong di mana semua orang ingin memperkaya diri dan mementingkan diri sendiri tanpa memandang yang lain. Prioritas dan tujuan hidup yang tidak selaras dengan arti cinta dan pengorbanan yang sebenarnya menjadi pilihan utama dalam menapaki kehidupan. Yesus yang hadir dalam pembabtisan Yohanes Pembabtis menggambarkan sikap seorang yang penuh akan cinta. Yesus tidak mengedepankan gengsi tetapi kerendahan hati-Nya yang tulus dan ikhlas. Hal ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk bersikap seperti Yesus. Kita perlu belajar banyak dari teladan Yesus, dan untuk menyadari kehadiran Yesus kita harus percaya dan yakin bahwa Yesus tidak akan melepaskan kita masuk dalam pelukan kegelapan. Ia akan selalu memberi terang bagi kehidupan kita. Dan tugas kita adalah mencintai Yesus sepenuh hati dan merasakan kehadiran-Nya dalam diri kita. Dan pada suatu saat kita pasti mendapat sebuah rahmat yang menuntun hidup kita pada kebenaran.

Engkaulah Anakku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan (Mrk 1:11). Suara Allah sendiri menggetarkan diri Yesus untuk melaksanakan tugas yang mulia yaitu mengangkat manusia dari jurang dosa walaupun pada akhirnya Ia mengorbankan diri-Nya bagi umat manusia. sebuah perjalanan iman yang penuh akan cinta dan sukacita. Oleh karena itu, kita mesti mendalami dan merasakan kekuatan cinta Allah yang tidak akan pernah habis walaupun umat-Nya selalu menyeleweng dari keutamaan kehidupan yang sarat akan cinta. Yang harus kita sadari adalah curahan Roh Kudus akan menuntun kita ke dalam sukacita dan cinta yang Yesus berikan. Tuhan memberkati.

(Fr. Andreano Pipin)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: