Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

YESUS HANYA MEMISAHKAN

Bapak/ibu, saudara/I yang terkasih dalam Tuhan Yesus, pada hari ini sampailah kita dipenghujung tahun liturgy 2014 dan beberapa hari lagi kita akan memasuki masa penantian akan kelahiran Yesus sang Juruselamat, raja damai.  Namun sebelum memasuki masa itu, gereja terlebih dahulu merayakan hari raya Kristus sebagai raja semesta alam. Bacaan-bacaan  yang diperdengar kepada kita  mempertegas posisi itu.  Nabi Yeheskiel  menggambarkan bahwa Tuhan adalah gembala yang baik, gembala yang baik mengenal domba-dombanya, gembala yang menjaga dan melindungi domba-dombanya dan akhirnya gembala itu jugalah yang menjadi hakim atas domba-domba itu.

Dalam Matius, penegasan Yesus sebagai raja semesta alam digambarkan dengan sangat baik. “ apabila anak manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malekat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas tahta-Nya, lalu semua bangsa akan berkumpul di hadapan-Nya (Mat 25:31-32). Sebagai raja, Yesus mempunyai kuasa untuk menghakimi dan mengadili.  Akan tetapi pengadilan yang dilakukan oleh Yesus adalah pengadilan berdasarkan perbuatan manusia. Perbuatan yang bukan dikhususkan untuk Allah melainkan kepada sesama manusia.  Di sini saya lantas bertanya: apakah Yesus yang mengadili manusia? Bertolak dari bacaan Injil hari ini, kita mestinya sadar,Yesus tidak mengadili kita. Perbuatan kita sendirilah yang menjadi hakim kita atau pengadilan kita.  Yesus hanya memisahkan kita berdasarkan perbuatan kita.  Orang-orang telah berlaku adil bagi sesamanya, bagi mereka pintu surga dibukakan dan bagi orang yang tidak adil terhadap sesamanya  pintu api kekal telah dibukakan.

Kita tidak boleh protes atau pun mempertanyakan keadilan Yesus. Matius sudah sangat jelas menunjukkan kepada kita.Yesus sangat adil. Lantas di mana penghakiman Allah? hemat saya penghakiman Allah justru terletak pada ganjaran/ upah tempat yang Ia berikan kepada manusia. Kerajaan surga untuk yang berlaku baik selama di bumi dan api kekal untuk yang berlaku jahat. Untuk memilih kedua tempat itu, Yesus menyerahkan sepenuhnya kepada manusia, yang adalah makhluk yang memiliki kebebasan. Manusia sendirilah yang mau bergabung bersama Allah atau tidak.

Oleh karena itu saudara/i, rekan-rekan muda yang terkasih dalam Kristus, dipenghujung tahun liturgy 2014 ini marilah kita merefleksikan diri kita, apakah perbuatan kita sudah menghantar kita  untuk bergabung bersama Allah atau justru sebaliknya.

 

Semoga Berkat Allah melimpah atas kita semua. Amin

Kampianus Ordin Jemanu

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: