Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, menarik bahwa pada pembukaan bulan Kitab Suci Nasional, bacaan-bacaan hari ini menyinggung soal relasi. Bukan kebetulan, bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk melihat kembali relasi antara kita dan Tuhan serta relasi kita dan sesama. Dalam bacaan pertama dikatakan bahwa “Wahai engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar suatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku.” Di sini Allah mengajak kita untuk menjadi penjaga bagi sesama kita. Penjaga di sini dalam arti jika kita melihat misalnya dalam keluarga kita ada yang berbuat keliru atau berbuat salah, kita harus berani menegur mereka. Dengan cara ini kita akan mengarahkan mereka untuk menjadi lebih baik. Memang melakukan hal yang demikian bukanlah perkara yang mudah. Bias saja kita dianggap suka mengatur hidup orang lain, cerewet, rempong, bahkan iri hati. Tapi ini adalah konsekuensi bila menjunjung tinggi nilai kebaikan. Justru salah bila kita hanya melihat dan membiarkan orang lain melakukan kesalahan.
Bacaan kedua mengajak kita untuk membangun relasi itu dengan semangat cinta kasih “Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.” Di sini Allah mengajak kita untuk senantiasa mengedepankan cinta kasih dalam melakukan segala sesuatu. Seperti yang sudah saya katakan tadi hendaklah kita menegur pasangan, anak, teman, dan kenalan yang melakukan kesalahan dengan semangat cinta kasih bukan atas dasar cemburu dan iri hati. Memang terkadang terjadi bahwa kita menegur orang lain atas dasar jengkel dan ingin menjatuhkan. Oleh karena itu bacaan kedua ini kembali mengingatkan kita agar segala sesuatu hendaknya kita lakukan dengan semangat cinta kasih.
Sedangkan bacaan Injil menunjukkan bagaimana cara yang harus kita gunakan ketika menegur seseorang dan jika semua cara yang ada itu tidak dapat menyadarkan mereka, tentu dapat dikatakan bahwa orang itu tidak mengenal Allah. Ini karena orang yang mengenal Allah akan menyadari bahwa lewat teguran-teguran itu Allah bekerja dan mereka tentu akan mengikutinya. Namun orang yang tidak mengenal Allah tentu akan mengabaikan segala bentuk teguran itu karena mereka tidak mampu melihat kehadiran Allah melalui orang-orang yang menegur mereka. Dengan demikian bacaan-bacaan yang menonjolkan relasi antara kita dengan Allah dan kita dengan sesama ini sebenarnya ingin mengajak kita untuk senantiasa mengenal Allah yang hadir dalam diri sesama dan orang terdekat kita.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, pada Bulan Kitab Suci Nasional ini Gereja mengajak umat Katolik untuk membaca dan mengenal kehendak Allah yang tertulis dalam bahasa manusia, yaitu dengan membaca Kitab Suci. Banyak orang Katolik sekarang yang kurang berminat membaca Kitab Suci karena katanya sulit dimengerti dan oleh karena berbagai hal lainnya. Oleh karena itu pada kesempatan yang penuh berkah ini, pada Bulan Kitab Suci ini, kita semua diajak untuk lebih mengenal Allah secara lebih dekat caranya adalah dengan membaca Kitab Suci dan mengaplikasikannya dalam hidup harian kita sekalian.