Kristus Raja Semesta Alam
(Luk 23: 35-43)
Fr. Martinus Zalukhu, sx
Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Ada seorang anak bertanya pada ayahnya; Ayah mengapa Yesus disebut sebagai raja, padahal Dia tidak memerintah seperti raja-raja lainnya, dan lagi Dia pun harus mati di Salib. Akan tetapi, mengapa Dia masih disebut raja, bahkan digelari Raja Semesta Alam? Sang ayah hening sejenak sembari memandang indahnya pantai di sore itu. Lalu ia berkata: Nak pandanglah langit dan matahari yang mulai tenggelam di sana, sungguh indah bukan? Ya, jawab si anak singkat. Menurut mu, mengapa matahari yang kuat cahayanya mesti terhalang oleh belahan bumi yang juga sedang berputar? Itu semua agar kau bisa melihat keindahan alam semesta ini pada malam harinya. Lihat sekelilingmu nak, lautan yang luas, gunung-gunung yang tinggi, daratan yang megah dengan segala tetumbuhannya, dan kita ada di sekitarnya. Lihatlah nak, tidakkah kau sadari bahwa ada pergantian malam dan siang, ada musim yang silih berganti, semua seolah-olah telah ditata dengan segala keteraturannya. Tidak kau berpikir bahwa di balik semua itu ada Sang penatanya?
Lalu apa kaitannya dengan Yesus sang raja, imbuh si anak. Menurutmu, apa gambaran raja yang baik bagi rakyatnya? Menurutku, raja yang baik itu memberikan kedamaian bagi rakyatnya, jawab si anak. Ayah: jawaban yang bagus! Namun, Yesus memberikan lebih, yaitu kedamaian yang mengarah pada keselamatan kekal. Sebab sepanjang hidup-Nya, Ia telah membimbing banyak orang untuk menyadari gambaran tentang Allah yang terus mencintai manusia dengan segala isinya, bahkan telah memberikan dunia yang indah ini demi cinta-Nya pada manusia. Namun, oleh karena manusia masih belum juga mengerti akan Allah, Ia pun memberikan diri sepenuhnya sebagai gambaran yang hidup dari Allah itu sendiri. Bukti yang sungguh tampak ialah saat Dia berada di Salib. Ia yang disebut dengan Guru sekaligus memberikan hidup-Nya agar manusia diselamatkan. Bukanlah ini adalah gambaran sejatinya seorang raja? Dengan kata lain, Dia adalah raja sejati; gembala sekaligus domba.
Aku belum mengerti jawab si anak pelan. Lalu si ayah memegang tangan anak dan menatap matanya. Ia berkata: Nak, bukankah Aku mencintaimu? Anak itu menjawab dengan anggukannya. Ayah: Nak, Aku mencintaimu, dan rela untuk memberikan hidup-Ku agar kau terus berbahagia. Untuk itu, Aku akan berusaha membimbingmu agar kau menyadari keindahan yang ada di sekitarmu; udara yang gratis, matahari yang cerah, musim yang berganti, tempat tinggal yang aman, keluarga yang mencintaimu, teman yang banyak memberikan warna dalam hidupmu, dan banyak keindahan lainya. Tahukah kau nak, mengapa Aku melakukan semua itu? Semua hanya karena kasih Allah yang menguasai Aku untuk mencintaimu. Nah, apakah kau sudah mengerti Nak? Ya, aku sedikit mengerti, jawab si anak tegas. Ayah: Nak, ingat bahwa kau mengerti bukan karena apa yang telah ayah katakan, atau pun tentang apa yang kau ketahui dari luar sana tentang siapa Yesus itu. Nak, engkau mengerti karena engkau telah membiarkan hatimu tersentuh oleh kasih yang telah ada dalam dirimu. Mereka pun berpelukan. Akhirnya, Mentari pun bersembunyi di balik lautan luas. Namun, cahayanya masih bercerita; Dia tetap ada.
Selamat Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Tuhan memberkati. Amin.