Allah selalu menerima kita apa adanya bukan ada apanya.  Masih maukah kita datang kepada Dia?

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Allah selalu menerima kita apa adanya bukan ada apanya.  Masih maukah kita datang kepada Dia?

 

Hallo semuanya…..bapak, ibu, saudara/I yang terkasih dalam Kristus. Tak terasa, waktu kita semakin dekat dalam memasuki masa Trihari Suci. Pertanyaan saya, sejauh mana persiapan kita selama masa prapaskah ini? mungkin ada yang akan menjawab “saya mempersiapkan diri dengan menerima sakramen tobat”, ada pula yang berkata “saya mempersiapkan diri dengan berpantang dan berpuasa”,, ada yang pula yang berkata “saya mempersiapkan diri dengan membaca dan mendalami kitab suci” dll.  Tentu saja semua hal baik, yang dilakukan itu semuanya baik adanya.

Pada kesempatan ini, minggu prapaskah yang ke-V ini, saya mengajak kita semua untuk terbuka dan membiarkan diri kita dibaca oleh kitab suci. Artinya marilah kita masuk dalam cerita dalam bacaan Injil pada hari minggu ini dan silahkan masing-masing kita memposisikan diri sesuai tokoh-tokohnya.

Saya sendiri dalam bacaan ini tertarik untuk merenungkan tentang tokoh wanita yang dianggap berdosa. Ketika membaca teks ini, saya dapat belajar banyak hal dari wanita ini. Wanita ini sadar bahwa memang dia orang berdosa makanya ketika dibawa ke hadapan Tuhan, dia tidak dapat berkata-kata untuk membela dirinya.  Kemudian, saat itu orang-orang yang ingin menghakimi dia pada mundur, dalam Injil ini dikatakan bahwa wanita itu tetap tinggal di tempat itu, yaitu di hadapan Yesus.

Saya membayangkan  betapa bahagianya wanita itu bahwa ternyata ada dua berkat yang dia dapatkan saat itu. Berkat pertama, Yesus menolong dia sehingga dia tidak dihakimi oleh orang Farisi dan Ahli Taurat. Berkat kedua, ternyata wanita itu dikasihi oleh Allah. kata Yesus “ Aku pun tidak menghakimi engkau..”

Tapi ada kata lanjutan dari Yesus “… pergi dan jangan berbuat dosa lagi”.

Saudara/i yang terkasih dalam Kristus, kita dapat melihat bahwa beban wanita itu  yang mungkin sebelumnya sangatlah berat, sekarang telah menjadi ringan. Ini semua karena dia masih tetap ingin berada di depan Tuhan. Coba saja saat itu, dia juga ikut pergi. Pasti dia tidak akan mendengarkan ucapan Yesus yang mengampuni dia itu.

Nah demikian dalam hidup kita juga seberat apapun dosa kita, kalau kita mau berbalik dan mohon belaskasihan dari Tuhan, yakin dan percayalah bahwa Allah kita selalu  menyambut kita apa adanya seperti bacaan minggu lalu tentang kisah bapa yang menyambut anaknya yang hilang. Itulah Allah kita, Allah maharahim. Allah selalu menerima kita apa adanya bukan ada apanya.

Masih ada beberapa hari sebelum Tri-hari Suci, marilah kita gunakan kesempatan ini untuk datang kepada Yesus melalui Sakramen Ekaristi, dan Sakramen Tobat.  Demikian pada masa paskah nanti kita dapat menguburkan dosa-dosa kita dan bangkit bersama Kristus dan menjadi manusia baru.

Mungkin ada beberapa orang yang takut untuk mengakui dosa karena mengenal sosok Romo yang akan menerimakan sakramen tobat. Perlu diketahui bahwa ini adalah sakramen, yaitu tanda dan sarana kehadiran Tuhan. keyakinan kita adalah bahwa saat anda masuk ke dalam ruang pengakuan itu, yang ada hanya aku dan Yesus yang hadir dalam diri Romo. Kedua, setiap Romo yang memberikan sakramen tobat telah dipersiapkan khusus dan dijamin bahwa segala rahasia kita dapat disimpan.

Fr. Ryan Mali

Leave a Reply

Your email address will not be published.