Menuju Indonesia yang Bersahabat

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Menuju Indonesia yang Bersahabat

Indonesia adalah sebuah negara yang sangat majemuk. Kemajemukan Indonesia akan di jumapai dalam bermacam-macam agama, suku, adat istiadat, bahasa serta keadaan geografis yang berbeda antara pulau yang satu dengan yang lainnya. Keadaan kemajemukan ini merupakan anugrah tersendiri bagi bangsa Indonesia dan atas dasar kemajemukan inilah bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar dan bermartabat. Kebesaran dan martabat bangsa Indonesia sudah sangat jelas terpampang pada pancasila yang menjadi dasar negara.

Kemajemukan yang dimiliki bangsa Indonesia dapat menimbulkan efek yang positif dan yang negatif. Kedua hal inilah yang menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia yaitu keberanian untuk menjadikan kedua hal ini sebagai sarana untuk proses menuju kemasa depan yang lebih baik.

Berbicara tentang kemajemukan bangsa indonesia, bukan menjadi rahasia umum bahwa persoalan yang sering terjadi adalah persoalan yang muncul dengan latarbelakang kemajemukan agama. Persoalan ini seolah-olah menjadi persoalan kelasik yang terus menemani perjalanan sejarah bangsa indonesia. Hampir seluruh babak perjalanan sejarah bangsa Indonesia selalu menyertakan persoalan yang dilatarbelakangi oleh motif agama. Keberadaan Pancasila terutama sila pertama yang menyinggung tentang Ketuhanan yang Maha Esa belum menjamin bahwa bangsa Indonesia bebas dari masalah-masalah dengan motif agama.

Konflik-konflik yang mengatasnamakan agama menjadi persoalan akut yang dihadapi bangsa Indonesia yang seakan-akan tidak mau terlepas dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, tingginya intensitas kemunculan masalah-masalah dengan motif agama menyadarkan bangsa Indonesia akan adanya sebuah solusi praktis yang menjadi wahana untuk secara brsama-sama berdiskusi, bertukar pikiran dan membicarakan perbedaan-perbedaan pada agama masing-masing. Kesadaran tentang pentingnya berdiskusi mengenai perbedaan mendorong institusi-institusi agama untuk membentuk sebuah usaha bersama melalui jalan dialog. Jalan ini dilakukan secara terus menerus dengan mengandaikan bahwa  masalah kemajemukan agama menemukan titi terangnya sebagai sebuah kekayaan bersama. Sebutkan saja, misalnya terbentuknya lembaga dialog yang mewakili seluruh agama di Indonesia bak yang dibentuk oleh pemerintah maupun yang dibentuk langsung oleh agama-agama yang bersangkutan contohnya Indonesian Confrence of Religious And Peace (ICRP), sebuah lembaga yang menjadi pion perjuangan menghargai perbedaan terutama perbedaan agama.
Kesadaran tentang pentingnya membicarakan dan berdiskusi tentang perbedaan menjadi satu-satunya cara yang paling efektif untuk membendung degradasi agama dan menyadarkan semua orang untuk pentingnya saling menghargai satusama lain. Selain itu, dialog dapat membuka jalan bagi kemungkinan adanya toleransi yang menyeluruh, maksudnya adalah toleransi yang menganggap perbedaan sebagai kekayaan bersama dan dengan perbedaan itu akan tercipta asas saling melgnkapi. Bebrapa waktu yang lalu, saya mengikuti sebuah diskusi ang diselenggarakan oleh Nahdatul Ulama sebuah oraganisasi keagamaan yang bertemakan tentang Islam Nusantara. Yang menarik bagi saya adalah bahwa pada saat bersamaan Nahdatul Ulama mengundang peserta diskusi bukan saja anggota organisasinya sendiri tetapi juga mengundang peserta yang lain yang berbeda kepercayaan dengan mereka.
Sebagai orang beragama sekaligus calon misionaris, saya menemukan sebuah kenyataan baru yang dihadapi oleh dunia zaman ini terutama dalam konteks indonesia yaitu keterbukaan untuk saling berbagi apa yang dimiliki dan bersedia menerima perbedaan sebagai sesuatu yang memperkaya diri dan agama masing-masing. Dan salah satu jalan menuju perdamaian dan menghindari persoalan yang mengatasnamakan agama adalah ketersediaan dan keterbukaan untuk berdialog.

Leave a Reply

Your email address will not be published.