Renungan Minggu Pesta Keluarga Kudus
Luk.2:22-40| Kej. 15:1-6; 21:1-3| Ibr. 11:8,11-12,17-19
Setelah merayakan Natal, kelahiran Sang Juru Selamat, tanggal 25 Desember, pada hari Minggu ini, hari ke empat sekaligus hari minggu pertama dalam oktaf Natal, kita merayakan pesta kelurga kudus Yesus, Maria, Yosef. Pada masa ini, kita semua sebagai umat Kristiani, dan secara khusus umat Katolik, dituntut untuk bisa “menguniversalkan” Natal. Kita dituntut untuk membagikan dan memberikan kebahagiaan Natal kepada semua orang, kepada dunia, tanpa adanya pengecualian. Kita semua harus selalu melakukan hal yang luar biasa ini, sehingga kebahagiaan akan kelahiran Kristus menjadi semakin nyata, dan pada akhirnya, Kristus, Sang Juru Selamat itu, akan dikenal oleh semua manusia dan semua makhluk. Kita juga tentu melihat hal ini sebagai rahmat dan anugerah yang luar biasa yang dialami dunia dan kita pun tentu mensyukuri rahmat ini.
Namun, pada hari ini, Gereja mengajak kita semua untuk kembali pada “Natal itu”. Natal ketika Yusuf dan Maria menyambut kelahiran bayi Yesus, yang menjadikan mereka keluarga yang utuh, keluarga yang dikaruniai rahmat Allah. Natal ketika Yesus lahir dalam sebuah keluarga kecil yang sederhana. Tentu saja Gereja tidak menarik kita semua dari usaha “menguniversalkan” Natal, tetapi mengajak kita semua untuk sejenak menikmati Natal yang sederhana, sunyi, sepi, namun penuh kebahagiaan.
Benarlah bahwa, kita semua sebagai orang Kristiani dipanggil untuk tugas kemuridan. Sebagai orang Kristiani, yang percaya kepada Kristus, dan dipanggil menjadi murid, misi kita adalah membawa kabar gembira Kristus kepada dunia, agar semua orang diselamatkan. Dan Kristus yang kita wartakan itu hadir pertama kali dalam sebuah keluarga kecil yang sederhana. Oleh karena itu, pantaslah jika kita memulai perwartaan itu dari keluarga.
Keluarga kudus Yesus, Maria, Yosef adalah model keluarga ideal bagi semua orang Katolik. Namun pertanyaannya adalah hal apa saja yang telah mereka lakukan sehingga keluarga itu menjadi ideal bagi kita. Injil hari ini dengan sangat menarik meberikan kita suatu contoh tindakan yang dilakukan Yosef dan Maria. Dalam Injil, dengan jelas digambarkan bahwa Yosef dan Maria adalah model orang tua yang saleh dan taat. Karena kesalehan dan ketaatan inilah, mereka mempersembahkan bayi Yesus kepada Allah. Namun, bersamaan dengan itu, mereka membagiakan kebahagiaan akan kedatangan Yesus kepada orang lain, yang juga menantikan–Nya. Kebahagiaan yang dirasakan Simeon dan Hana adalah model kebahagiaan sejati dan sempurna dari suatu penantian yang panjang dan penuh harapan, dan keluarga kudus Yesus, Maria, dan Yosef telah memberikan mereka kebahagiaan yang sejati itu.
(Fr.Renaldi Rahman)