P. Sandro: Jadikan Dunia Satu Keluarga
CPR 42. “Sudahkan kita, para Xaverian, alami bahwa kesaksian hidup bersama itu pada dirinya adalah sebuah pewartaan awal?” tanya P. Sandro Peccati, SX pada kesempatan rekoleksi bulanan komunitas Skolastikat Xaverian Cempaka Putih Raya, Jumat, 21 Maret 2013 yang lalu.
Acara rekoleksi tersebut bertemakan “Menjadikan Dunia Satu Keluarga” sesuai dengan harapan besar St. Conforti dalam mendirikan Serikat Xaverian. Acara berlangsung sejak pukul 17.00 hingga jam tidur malam. Pastor Sandro menyampaikan pokok-pokok permenungan tentang arti menjadikan dunia satu keluarga. Berhubung kondisi fisiknya yang masih belum pulih, beliau tidak dapat mengikuti sesi “berbagi pengalaman” yang diadakan sesudah santap malam.
Mengawali rekoleksi, Pastor Sandro melemparkan kepada anggota komunitas skolastikat berberapa pertanyaan. Apa yang kita pahami tentang menjadikan dunia satu keluarga? Bagaimana hal itu dihayati? Siapa yang pertama kali menggagasnya?
P. Sandro memaparkan bahwa Tuhan sendirilah yang mengidamkan agar dunia ini menjadikan satu keluarga, sebagaimana terungkap dalam Kolose 1:15-23. Bagaimana dengan St. Conforti? P. Sandro menyatakan bahwa Conforti menggemakan kembali seruan itu dalam kotbah perutusan Mgr. Calza, SX ke China. Conforti mengutip Mat. 28 yang salah satu ayatnya berbunyi “jadikan semua bangsa murid-Ku”. Dalam surat wasiat nomor 9, Conforti juga secara jelas menyatakan bahwa misi menjadikan dunia satu keluarga juga terungkap dalam hidup berkomunitas. Menurut Conforti, hidup komunitas adalah langkah pertama mewujudnyatakan misi menjadikan dunia satu keluarga. P. Sandro melanjutkan bahwa semangat yang mendorong misi itu tidak lain adalah Caritas Christi Urget Nos yang terungkap dalam pelayanan kepada komunitas.
Meskipun demikian, P. Sandro menyatakan bahwa misi menjadikan dunia satu keluarga pertama-tama adalah misi Allah (Missio Dei) sehingga panggilan Xaverian adalah menjadi murid yang berpartisipasi dalam misi Allah. Unsur komuniter juga amat penting. Hal–hal ini sudah dinyatakan oleh Kapitel SX XVI yang lalu. “Apakah semangat menjadikan dunia satu keluarga itu hanya dalam komunitas atau dalam karya juga?” tanya Pastor Sandro menutup sesi pemaparan. (red)