Keluarga Misioner
CPR 42_17 Januari. Komunitas Skolastikat Xaverian Jakarta, kembali berkumpul dalam kesempatan rekoleksi bulanan. Acara yang dimulai pukul 17.00 s/d 21.15 ini bertemakan “Keluarga Misioner” dengan maksud untuk menggali keterlibatan misioner kaum awam dalam hidup berkeluarga. Pembicara kali ini adalah pasangan suami-istri, Bapak Handoyo dan Ibu Anna Handoyo.
Pasangan yang tinggal di kawasan perumahan Bintaro ini, mencoba membagikan pengalaman misioner mereka dalam kehidupan berkeluarga. Ibu Anna menyatakan bahwa panggilan misioner keluarga Kristiani bersumber pada rahmat Sakramen Baptis. Dalam sakramen tersebut semua orang Kristiani dipanggil untuk mengambil bagian dalam tugas Yesus: imam, raja, dan nabi. Ibu Anna menjalankan panggilan misionernya melalui berbagai tugas di lingkungan parokial, sosial, dan karya.
Warga Paroki St. Matius Bintaro ini, menyatakan bahwa keterlibatan dalam paroki meliputi keterlibatan dalam berbagai acara paroki, lingkungan, dan relasi dengan sesama orang Katolik. Sebagai warga lingkungan sosial, Ibu Anna menyatakan bahwa panggilan misioner juga terwujud dalam relasi yang baik dengan tetangga, terbuka dengan tetangga, dan sigap membantu di kala membutuhkan. Dalam bidang karya, Ibu Anna membagikan semangat misioner melalui kegembiraan dan pelayanan total. Pengajar bahasa Inggris ini menyatakan bahwa kesaksian misioner mesti diungkapkan dengan kualitas, keterbukaan, dan kegembiraan dalam mengajar.
Semua sukacita dalam kehidupan berkeluarga, menurutnya, merupakan hasil luar biasa dari pengolahan diri terutama dari masa lalu. Apalagi kehadiran suami membantunya untuk mencapai hal tersebut. Masa pacaran selama 6 tahun merupakan waktu yang cukup untuk saling mengenal dan memperkaya sehingga mereka selalu saling mencintai hingga saat ini. Bapak Handoyo membenarkan hal itu.
Bapak Handoyo menyatakan bahwa pentinglah bagi kita untuk membereskan pematangan diri. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuka diri dan saling mengoreksi satu sama lain. Hal itu penting dalam kehidupan keluarga misioner sehingga siap menghadapi tantangan jaman ini. Keduanya sepakat bahwa tantangan terbesar dalam keluarga-keluarga saat ini adalah bagaimana menghadapi sistem nilai yang berkembang sehingga tidak menjadi hedonis dan konsumptif. Dalam bidang karya, Bapak Handoyo menyatakan bahwa ia berusaha mengembangkan nilai Kristiani melalui bisnis yang sehat. Dalam hal relasi antar sesama anggota keluarga, Bapak Handoyo dan Ibu Anna sepakat bahwa teknologi dapat menjadi tantangan yang serius sehingga harus bisa mengontrol diri dan saling mengingatkan. Bagi keduanya, keluarga adalah prioritas utama.
Foto-foto, klik link facebook berikut: