Dan. 7:13-14; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Why. 1: 5-8; Yoh. 8:33b-37
Injil pada hari minggu ini sangat menarik untuk dicermati sebelum memahami lebih mendalam gelar yang dikenakan Yesus sebagai raja penyelamat. Pertanyaan Pilatus kepada Yesus tentang apakah Yesus adalah raja Yahudi sesungguhnya bisa kita ajukan ketika kita berada pada posisi Pilatus. Kita bersyukur bahwa Pilatus mewakili kita semua untuk mengetahui identitas Yesus yang sesungguhnya dan pada akhirnya disalibkan demi keselamatan semua orang.
Kita bisa berpikir lebih jauh bahwa Pilatus sesungguhnya sadar siapa Yesus yang sesungguhnya, namun Pilatus yang memiliki kedudukan tinggi takut jika posisinya diambil alih oleh orang lain. Hal ini sesungguhnya menggambarkan kehidupan kita sehari-hari yang memiliki rasa takut jika posisi kita diambil oleh orang lain yang mungkin lebih baik dari kita. Jawaban yang diberikan Yesus kepada Pilatus sangat menarik, bahwa “kerajaanku bukan dari dunia ini dan jika kerajaanKu dari dunia ini pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang yahudi’’. Kita bisa bertanya apa maksud di balik jawaban yang diberikan Yesus kepada Pilatus. Bukankah jawaban Yesus menunjukan sikap kerendahan hati Yesus? Dan bukankah itu menunjukan bahwa Yesus ingin menunjukan identitasnya sebagai anak Allah yang rela menjadi korban demi keselamatan manusia? Banyak hal yang patut kita renungkan di dalam kata-kata Yesus. Kita bisa menjadikan jawaban Yesus sebagai panutan kehidupan harian kita. Sebuah panutan akan sikap rendah hati walaupun kita memiliki posisi yang lebih tinggi dari orang lain.
Kerendahan hati Yesus dalam menjawab pertanyaan Pilatus bisa kita konkritkan dalam hidup harian kita. Misalkan, ketika membantu sesama entah kita memiliki posisi sebagai direktur atau jabatan besar lainnya dalam sebuah perusahaan kita perlu memiliki sikap rendah hati dan memandang sesama sekitar kita sebagai teman, keluarga, dan lain-lain. Gelar yang diberikan kepada Yesus sebagaimana ia menjawab Pilatus merupakan gelar yang berasal dari Allah sendiri dan tidak seorangpun bisa menyangkal gelar itu hingga akhir zaman. Semoga dengan memperingati Hari Raya Yesus raja semesta alam kita dapat menjadi seorang raja yang rendah hati seperti Yesus.
Fr.Venantius Ganggus