Renungan Mingguan – Minggu Biasa XXII

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Renungan Mingguan – Minggu Biasa XXII

Bacaan pertama Yehezkiel 37:12-14,

Bacaan kedua Roma 8:8-11 dan

Bacaan injil Yohanes 11:1-45.

Bacaan-bacaan yang ditawarkan Gereja pada hari Minggu Biasa XXII ini sangat
relevan terutama bagi panggilan kita sebagai pewarta dan saksi Yesus Kristus. Dalam bacaan
pertama Nabi Yeremia semacam menunjukkan satu sikap penyerahan diri kepada Tuhan.
“Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk;
Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku.” Ayat ini menampilkan satu sikap
kerendahan hati menjadi seorang murid. Kerendahan hati ini jugalah menjadi poin penting
sebagai anggota Gereja dalam mewartakan Yesus.

Hal di atas ditekankan kembali oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma.
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Paulus menitikberatkan pada poin
yang sama bahwa sebagai seorang pewarta dan pengikut Kristus mestinya kita mempunyai
sikap rendah hati dan penyerahan diri yang total. Penekanan akan sikap penyerahan diri ini
sangat personal kalau perlu “mempersembahkan tubuh” kata Paulus. Tentu saja menjadi
seorang murid berarti mencoba untuk mengikuti jejak sang guru. Oleh karena itu, segala
sesuatu yang akan terjadi dalam proses dan perjalanannya mesti menanggung dan
bertanggung jawab dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Bacaan injil seringkali dikutip oleh orang-orang yang notabene menjadi pengikut
Kristus yang dekat. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.” Acapkali ayat ini dikatakan sebagai ayat emas karena
menitikberatkan pada konsekuensi sebagai pengikut Kristus. Paus Fransiskus pernah
mengatakan jika dalam perjalananmu tidak menemukan salib, balik lagi, kamu salah jalan.
Ungkapan ini mau mengatakan bahwa perjalanan sebagai seorang Katolik dalam hal ini
sebagai pengikut Kristus yang terpanggil berarti berani dalam segala hal yang akan terjadi.
Tentu saja tidak mulus-mulus saja jalan untuk ditempuh, tetapi ada banyak tantangan yang
akan dijumpai.

Oleh karena itu, kita diajak oleh Tuhan dari bacaan-bacaan ini untuk menjadi murid,
pewarta, dan saksi Gereja yang rendah hati serta penuh penyerahan diri yang total. Memang
tidak mudah seperti yang dipikirkan, tetapi membutuhkan satu pengorbanan yang teguh atau
satu “kemartiran” yang luar biasa. Kita memohon rahmat dari Tuhan supaya memampukkan
kita sebagai utusan-utusanNya menjadi pewarta yang ulung dan terkemuka dalam Gereja.
Kita bisa menciptakan satu komunitas yang penuh kasih dan berbasis Gereja yang satu,
kudus, katolik, dan apostolik (Katekismus Gereja Katolik, No.866-869).
Hari ini Minggu ini juga didedikasikan sebagai hari Minggu Kitab Suci Nasional.
Pada bulan september ini momen istimewa bagi kita untuk lebih mendalami Kitab Suci
sebagai sumber kekayaan spiritual dan iman kita. Tema bulan Kitab Suci Nasional tahun ini
juga relevan untuk diimplementasikan “Allah Sumber Kasih dan Keselamatan.” Mari kita
menjadi saksi Allah yang penuh kasih itu bagi semua orang agar kita senantiasa diselamatkan
olehNya. Tuhan memberkati!

 

Fr. Ignas Tobing – Frater Tingkat III

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.