Renungan Hari Minggu Adven II (4 Desember 2022) oleh frater Stanislas Fritz sx

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Renungan Hari Minggu Adven II (4 Desember 2022) oleh frater Stanislas Fritz sx

Seruan Yohanes pembaptis "bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat" terasa tidak
asing di telinga orang-orang Kristen sebab seruan ini sering diulang-ulang dalam berbagai
perayaan ibadah. Sanking sering diulang, sebagian orang merasa bosan dengan ajakan
pertobatan yang terus-menerus digaungkan. Alasannya beraneka macam, “saya sudah
Katolik mau bertobat apa lagi”, “saya merasa sudah hidup baik dan benar terus mau
bertobat apalagi”. Memang pertobatan yang sering ditunjukan, seperti pertobatan Zakheus
si pemungut cukai atau Paulus yang pernah membunuh orang-orang Kristen. Pertobatan
macam ini adalah pertobatan radikal dari orang berdosa menjadi orang yang baik.

Bagi kita yang sudah Katolik, rajin berdoa, sering ke gereja, aktif dalam kehidupan
menggereja dan sering berbuat baik harus melihat seruan pertobatan ini dengan cara
pandang yang berbeda. Pertobatan yang dimaksud untuk mengubah hati kita atau sikap kita
menjadi lebih baik dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Walaupun orang-orang rajin
berdoa atau ke gereja, banyak yang tidak sampai ke pengalaman hidup yang dekat dengan
Tuhan, titik inilah yang disebut pertobatan hati. Kecenderungan buruk yang sering terjadi
bahwa orang tidak lagi merasa bersalah kalau berbuat dosa. Bahkan melihat perbuatan
dosa sebagai hal yang biasa saja.

Lalu untuk apa keselamatan? Andaikata sudah merasa tidak lagi berdosa artinya dia sudah
layak diselamatkan. Padahal kita semua itu adalah orang berdosa yang tidak layak untuk
diselamatkan, tetapi karena cinta Tuhan maka kita selamat. Harus disadari akan
keberdosaan dan kelemahan sekecil apapun, bahkan kecenderungan negatif yang kita
miliki. Tidak perlu menunggu ‘momen besar’ misalnya sakit untuk bertobat menjadi lebih
baik. Sering kali orang baru sadar setelah sakit, “oh iya kehidupan saya selama ini salah,
saya terlalu sombong rasa kalau diri saya itu itu tidak punya dosa padahal dosa saya begitu
besar”. Selain itu juga jangan menjustifikasikan perbuatan yang melanggar dosa merupakan
hal sepele yang tidak perlu diperbaiki dan diungkapkan dalam pengakuan dosa.

Kedatangan Yesus Kristus ke dunia bukan untuk menghakimi tetapi membuat sadar dan
tersentuh oleh kebaikan Tuhan. Sebab itu dalam masa Adven ini, tanyakan pada diri kita
masing-masing, usaha pertobatan apa yang sedang kulakukan untuk mempersiapkan
kedatangan Tuhan Yesus? Satu hal saja hal yang ingin kita ubah dengan serius itu, sudah
cukup. Dengan perubahan itu kita membuat diri kita semakin berkualitas dan mendekatkan
diri kepada Tuhan. Semoga.

Stanislas Fritz Prasetyo, SX

Frater tingkat 1

Leave a Reply

Your email address will not be published.