Pada tahun 2012 waktu saya masih duduk di bangku kelas VI SD, saya mendengar suatu ramalan yang cukup populer pada waktu itu, yaitu ramalan mengenai dunia kiamat (akhir zaman). Dalam ramalan itu dinyatakan bahwa pada tanggal 12/12/2012 pukul 12, Tuhan akan meruntuhkan dunia atau biasa disebut ‘dunia kiamat.’ Penggunaan angka serba “12” dalam ramalan ini seakan-akan memberikan suatu keyakinan bagi banyak orang bahwa ramalan tersebut adalah suatu peristiwa yang benar-benar akan terjadi nantinya dan akan menjadi suatu kenyataan yang tak terelakkan oleh manusia. Selain itu, saya juga mendengar bahwa pelbagai macam bencana alam dan segala bentuk penyakit yang menimpa manusia, khususnya dalam masa pandemi covid-19 yang sedang terjadi saat ini, manusia seringkali menganggap bahwa bencana alam dan wabah penyakit adalah suatu tanda dari Tuhan tentang akhir zaman atau dunia kiamat. Tetapi sebenarnya pandangan tersebut tidaklah tepat.
Bacaan-bacaan yang kita renungkan pada hari Minggu Biasa XXXIII ini akan membantu kita untuk mengerti apa arti sesungguhnya akhir zaman yang dimaksudkan Tuhan. Menurut saya, inti dari bacaan-bacaan yang kita renungkan pada hari Minggu XXXIII ini adalah berbicara mengenai tanda kedatangan Allah (Yesus Kristus) pada akhir zaman. Tanda kehadiran Allah diakhir zaman yang dimaksudkan Tuhan Yesus adalah tanda kehadiran Allah di akhir masa/zaman hidup kita di dunia fana ini, yaitu “maut/kematian.” Jadi, maksud Yesus tentang tanda-tanda akhir zaman bukanlah yang kita pahami sebagai “dunia kiamat.” Yang kiamat sebenarnya bukan dunia tetapi diri kita yang yang secara fisik akan mati dan pada saat kematian/akhir zaman itulah Allah (Yesus Kristus) datang untuk menjemput jiwa/roh kita yang hidup serta Allah akan membawa kita kepada dunia abadi yaitu surga.
Oleh karena itu, sebagai orang beriman yang sungguh percaya kepada Kristus, kematian semestinya bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, melainkan sesuatu yang harus kita sambut dengan sukacita, sebab kematianlah yang membawa kita pada suatu kehidupan yang abadi/kekal. St. Paulus berkata kepada jemaat di Roma, “Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita juga akan hidup juga dengan Dia (bdk.Rm 6:8).” Dengan demikian, kematian/akhir zaman sebenarnya bukanlah akhir dari hidup kita (secara fisik memang sudah tidak ada lagi di dalam dunia) tetapi awal dari kehidupan kita karena jiwa /roh kita tetap hidup bersama Allah di dalam surga. Sekarang marilah mempersiapkan diri kita untuk menyonsong kehadiran Allah atau akhir zaman hidup kita (kematian) dengan hati yang selalu terbuka dan siap sedia serta penuh iman. Semoga. Amin