Pelangi “KASIH”

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Pelangi “KASIH”

Pada masa pandemi ini, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan tentang social distancing. Ketetapan pemerintah tersebut mengajak seluruh masrayakat Indonesia untuk mempertahankan dan memperjuangkan hidupnya dalam situasi sulit ini. Peraturan dibuat bukan untuk merenggut kehendak bebas kita melainkan untuk mengarahkan hidup kita pada arah yang baik dan benar. Kita mengikuti aturan tersebut dengan kehendak bebas. Demikian juga kita sebagai umat Allah harus taat pada hukum yang diberikan Tuhan dalam hidup kita agar mengarahkan hidup kita pada-Nya

Hari Minggu Biasa XXX ini, Gereja menawarkan bacaan-bacaan yang sangat dalam maknanya. Kita diajak menghayati hukum utama dalam hidup kita sebagai umat Allah. Yesus merangkum seluruh hukum taurat menjadi dua hukum utama dalam hidup kita sebagai umat Allah, yaitu pertama mengasihi Allah dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Kedua adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.

Kata “KASIH” menjadi fokus perhatian kita dari ketiga bacaan hari ini. Dalam bacaan pertama, Tuhan menyebutkan diri-Nya Pengasih dan melarang umat-Nya untuk menindas sesamanya. Yesus sebagai Putera Allah kemudian menegaskan kepada kita untuk hidup dalam “KASIH”. Kita mengasihi Allah dan mengasihi sesama tidak berhenti pada kata-kata. Yesus mengatakan bahwa kasih kepada Allah harus dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi. Mengapa harus demikian? Segenap hati berarti kasih itu berasal dari dalam dengan penghayatan yang total kemudian jiwa yang menggerakkan diri kita untuk sepenuhnya mengarah kepada Allah dan akal budi untuk memusatkan segala pemikiran kita pada Allah. Kita harus sadar sepenuhnya bahwa mengasihi itu harus dengan tindakan nyata. Kita berbicara “KASIH” namun hati, jiwa, dan akal budi kita tidak mengarah kepada Tuhan dan membenci sesama akan menjadi sangat tidak bijaksana. Dengan demikian, dalam menghayati “KASIH”, kita harus menjadi bijaksana. Rasul Paulus mengatakan bahwa kita sebagai umat Allah harus menjadi teladan bagi orang lain terutama kepada mereka yang belum mengenal “KASIH” dari Allah. Kasih dari ALLAH itu adalah Yesus Kristus Putera-Nya. Lebih lanjut, Rasul Paulus menegaskan bahwa kita dikuatkan oleh Roh Kudus untuk bertindak atau bekerja bagi sesama.

Semoga Roh Kudus menerangi hati, jiwa, dan akal budi kita untuk menghidupi iman kita akan menghayati “KASIH itu dengan bijaksana. Kita dituntun kepada jalan kebaikan dengan melayani sesama dan menghargai perbedaan (agama, suku, dan ras) melalui dialog “KASIH”. Dengan demikian, “KASIH” kepada Allah dan kepada sesama merupakan pelangi kasih yang selalu bersinar di dalam kalbu.

Fr. Faris

Leave a Reply

Your email address will not be published.