Injil hari ini mengisahkan tentang seorang tuan tanah yang menyewakan kebun anggurnya kepada para penggarap. Tuan tanah itu menyewakan tanahnya kepada para penggarap pasti atas dasar kepercayaan bahwa mereka akan dapat merawat kebun dan memberikan hasil yang baik. Namun, pada kenyataannya mereka tidak menggunakan kepercayaan itu dengan semestinya. Para penggarap tidak hanya tidak memberi hasil kebun tuan itu, tetapi juga membunuh hamba-hamba tua itu. Tuan tanah itu hanya menyewakan tanahnya kepada para penggarap, tetapi mereka ingin lebih daripada itu, yaitu ingin menguasai seluruh tanah tuan itu.
Saya menggambarkan pemilik kebun adalah Yesus Kristus yang telah menyediakan segalanya kepada kita. Tuhan telah memberikan bakat-bakat kepada kita dan juga rahma-rahmat lainnya. Salah bentuk kasih adalah memberi kebebasan/kepercayaan atas apa yang telah Yesus berikan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah bakat atau rahmat yang Tuhan berikan sudah kita kembangkan? Dalam kehidapan kita sehari-hari, kita memiliki tanggung jawab masing-masing entah itu sebagai orang tua, anak, pekerja, dan pelajar. Sebagai pelajar tentunya tanggung jawab utama kita adalah belajar. Kedua orang tua kita telah menyediakan segala hal yang mendukung proses belajar kita. Ini adalah bentuk kepercayaan kedua orang tua kepada kita. Apakah sejauh ini kita sudah menjalankan kepercayaan itu dengan baik? Hal ini dapat kita lihat dari buah yang kita hasilkan, apakah buah yang kita hasilkan hanya bermanfaat untuk diri sendiri atau juga untuk orang lain.
Orang yang tidak menjalankan tanggung jawab dengan baik akan mendapat krisis keparcayaan. Hal ini dapat kita lihat di dunia yang saat ini menuntut segala sesuatu dengan cepat dan tepat. Artinya bahwa dunia seperti ini sungguh menuntut sikap tanggung jawab besar. Saya rasa dunia bisnis sering terjadi krisis kepercayaan. Ketika suatu perusahaan lalai dan tidak jujur dengan mudah pelanggannya akan berlangganan dengan perusahaan lain. Atau seorang pekerja yang semasa pekerjaannya bermalas-malas pasti dia akan segera dipecat. Tak perlu melihat hal yang jauh, dalam hidup bersama pun krisis kepercayaan kerap muncul. Dalam keluarga/komuniras, masing-masing anggota memiliki tanggung jawab yang dipercayakan. Ketika tanggung jawab ini tidak dijalankan dengan baik, dengan mudah orang lain tidak percaya lagi kepada kita. Kita tahu bahwa untuk mengembalikan kepercayaan orang lain kepada kita bukanlah hal yang mudah.
Apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu? Kata mereka kepada-Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya”. Apakah tindakan ini yang akan dilakukan Tuhan kepada orang tidak bertanggung jawab? Logika dunia berkata bahwa orang yang tidak bertanggung jawab layak mendapat hukuman dan tidak dipercaya lagi. Namun, justrus logika Yesus sebaliknya. Yesus tetap berbelas kasih kepada orang yang melakukan kesalahan. Yesus tidak akan pernah tidak percaya lagi kepada kita yang melakukan kesalahan. Pertama-tama yang Yesus inginkan bukanlah buah dari kita, tetapi kesetiaan dalam melaksanakan tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita. Hari ini Yesus mengajak kita untuk terus memperbaharui diri apabila kita telah lalai dalam tugas kita. Oleh karena itu marilah kita mohon rahmat Tuhan agar kita semakin mampu bertanggung jawab terhadap apa yang dipercayakan pada kita. Amin.