Mendekat pada Sumber Air Hidup

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Mendekat pada Sumber Air Hidup

Air selalu menjadi bagian penting bagi makhluk hidup. Manusia, hewan, tumbuhan semuanya selalu membutuhkan air dalam segala aktivitasnya. Tumbuhan akan layu bila tidak disiram air akan kering dan akhirnya mati, namun bila disiram air, tumbuhan akan segar. Pemandangan  tumbuhan yamg layu kemudian segar kembali ini tentu sering kita lihat. Dengan demikian jelas bahwa air adalah sumber kehidupan, yang memampukan setiap makhluk hidup untuk tumbuh berkembang dan beraktivitas.

            Berbicara tentang air, bacaan-bacaan hari ini juga menyinggung tentang bagian penting dari tubuh manusia ini. Namun air yang dibicarakan di sini adalah air yang bukan sekedar air, tapi air hidup yang adalah Yesus Kristus sendiri. Seperti air yang senantiasa menghilangkan dahaga kita dan yang menyegarkan kembali tumbuhan yang sudah layu, Yesus yang adalah sumber air hidup juga senantiasa memberi kehidupan, dengan segala kebaikannya pada Kita. Dia memberikan kita hidup, keluarga, sahabat dan kenalan, Dia memberikan kepada kita makanan dan pekerjaan serta masih banyak lagi.

            Akan tetapi, kita sering menjadi seperti Bangsa Israel yang bersungut-sungut karena kehausan setelah keluar dari padang gurun Sin. Kita sering bersungut-sungut ketika dalam hidup harian, kita mengalami kesulitan. Kesulitan seperti yang kita alami di ibukota ini banjir, macet dan masih banyak lagi. Kesulitan-kesulitan seperti ini sering membuat kita bertanya di mana Yesus, ketika aku mengalami kesulitan? Memang terkadang dalam kesulitan kita sulit untuk melihat  kehadiran Yesus. Kita lebih mudah melihat Yesus bila hidup kita penuh dengan berkat. Ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa kita adalah manusia lemah yang sering menyerah pada kehausan rohani tanpa berusaha mencari dan menemukan Yesus sumber air hidup.

            Namun, dalam kelemahan, kita diharapkan untuk selalu hidup dengan berpengharapan pada Yesus sumber air hidup yang rela wafat untuk kita di kayu salib. Dengan wafat-Nya, Dia telah mencuci dosa-dosa kita agar kita bisa hidup kekal bersama-Nya. Dengan salib-Nya, kita tahu bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Bila kita lemah dan jatuh dalam dosa, datanglah dengan hati yang terbuka pada Yesus, maka Dia akan senantiasa menerima kita kembali.

            Kita bisa belajar dari perempuan Samaria yang  pergi menimba air di sumur Yakub dan kemudian bertemu Yesus. Dalam masa prapaskah ini, kita bisa pergi ke sumber-sumber air yang lain, yang menjadi sarana untuk bertemu dengan Yesus sumber air hidup. Mengikuti perayaan ekaristi di gereja, berdoa bersama keluarga, hadir dalam pertemuan APP di lingkungan, dan pergi ke gereja untuk mengaku dosa. Dengan semua ini kita diharapkan bisa mempersiapkan diri kita dengan segala keterbatasan untuk menerima Yesus Sang sumber air hidup di dalam hati kita.

Fr. R. R. Putra Watan Tapun

Leave a Reply

Your email address will not be published.