PENGORBANAN SEBAGAI JALAN MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN
Bar 5:1-9
Flp 1:4-6.8-11
Luk 3:4.6
Saudara-saudari terkasih, kita kembali melanjutkan perjalanan rohani kita dalam masa menyambut kedatangan Sang Imanuel. Pada Minggu Adven I kita sudah merenungkan sabda Yesus yang mengingatkan kita untuk berjaga-jaga sambal berdoa agar tidak masuk dalam pencobaan (bdk. Luk. 21:25-28, 34-36). Pada Minggu Adven kedua ini kita bersama-sama merenungkan kehadiran nabi terakhir, Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan kepada umat Israel. Pada permenungan ini, saya memfokuskan renungan pada nubuat Yesaya tentang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan.
Saya ingin membagikan pengalaman sederhana mengenai kehidupan saya sebagai seorang Misionaris Xaverian. Di dalam komunitas Xaverian, kami diajar untuk menerima tamu dengan semangat hospitalitas, artinya menerima tamu dan melayaninya dengan totalitas. Saya sendiri mengalami bentuk pelayanan tersebut ketika berada di Novisiat. Di dalam pelayanan tersebut, saya memberikan sesuatu yang terbaik agar tamu yang datang merasa bahagia dan juga merasa diterima di dalam rumah. Yang saya berikan adalah hal-hal sederhana, salah satunya sebelum tamu itu datang, saya mempersiapkan diri dengan baik, memberi beberapa cemilan dan minuman dan juga membersihkan ruang tamu agar tamu yang datang merasa betah. Intinya, saya memberikan diri saya sepenuhnya di dalam pelayanan tersebut. Inilah yang saya sebut sebagai pengorbanan yang total.
Apabila tamu yang saya layani tersebut merasa terlayani dengan baik, bagaimana dengan Tuhan sendiri yang akan datang (bertamu) di tengah-tengah umat manusia? Apakah sebelum kedatangan-Nya saya sudah mempersiapkan diri dengan baik?
Dari secuil pengalaman tersebut mengantar kita kepada nubuat Yesaya mengenai kedatangan Tuhan, “…seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” Melalui nubuat ini kita diingatkan untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kedatangan Tuhan, salah satunya adalah diri kita sendiri. Tentu saja ada dalam mempersiapkan kedatangan Tuhan, kita perlu mengorbankan sesuatu sebagai tanda keseriusan kita dalam menyambut Tuhan.
Seperti seorang pelayan yang mempersiapkan segala sesuatu bagi tamunya yang akan datang, kita juga perlu mempersiapkan segala sesuatu yang perlu agar dapat Tuhan yang datang di dalam hati kita merasa nyaman dan bahagia. Pengorbanan yang mungkin perlu kita renungkan bersama adalah diri kita sendiri. Kita mesti melihat kembali apakah kita sudah mengorbankan waktu kita untuk berelasi dengan Tuhan dalam doa. Kita juga melihat kembali apakah dalam masa-masa ini kita sudah mengorbankan diri dan waktu kita untuk membantu sesama yang juga sedang menyiapkan diri untuk kedatangan Tuhan. Mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan memerlukan suatu pengorbanan yang pantas, yang sekiranya mengantar kita kepada nilai yang lebih luhur, yakni kedamaian batin.
Ada beberapa usaha yang sekiranya bisa renungkan dan hidupi bersama dalam mempersiapkan diri menyambut Tuhan, yakni melakukan pertobatan batin dan jasmani sehari-hari. Pertobatan yang dimaksud ialah menyadari kembali kelalaian kita sebagai manusia yang kurang peka terhadap suara Tuhan yang terus-menerus menyapa kita. Di dalam kegiatan kita sehari-hari, seperti kegiatan di sekolah, kantor ataupun di dalam komunitas masing-masing, kita melihat kembali relasi kita dengan sesama, konflik yang mungkin sedang terjadi ataupun kecemburuan yang tidak lagi memandang orang lain sebagai sahabat.
Begitu juga dengan relasi kita dengan Tuhan dalam doa harian, apakah kita tetap tekun dalam berdoa ataukah kita meninggalkan doa tersebut dan menggantinya dengan kegiatan yang bersifat duniawi. Kelalaian lain yang kita rasakan sebagai suatu penjanggal dalam mempersipakan diri menyambut kedatangan Tuhan perlu kita sadari dan perbaiki agar nantinya dalam menyambut kedatangan Tuhan, kita sudah siap dan Tuhan sendiri juga merasa senang tinggal di dalam diri kita.
Dengan demikian, marilah kita mohon rahmat dari Tuhan agar kita dimampukan untuk mengubah sikap-sikap kita yang tidak pantas serta berusaha setiap hari untuk memperbaikinya agar pada saat kedatangan Tuhan, kita dalam keadaan siap dan bersih. Semoga Tuhan memberkati segala usaha dan niat baik kita dalam masa Adven ini.
Fr. Timothy, sx