Panggilan Untuk Bertobat
Mrk. 3:20-35
2Kor. 4:13-5:1
Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8
Kej. 3:9-15
Pada hari minggu ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan dari injil Markus dan bacaan pertama dari Kitab Kejadian.
Tentu kita bertanya, apa yang menarik atau yang khas yang ditawarkan dari kedua bacaan itu?
Pertama-tama saya mengajak kita untuk melihat kisah manusia pertama di Taman Eden sambil membandingkan dengan kisah hidup kita sendiri. Pertanyaan “Dimanakah Engkau?’’dalam bacaan pertama menjadi hal yang menarik karena kita melihat Allah yang bersifat aktif untuk bertindak dan mencari si manusia. “Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Jawaban dari si manusia ini secara tidak langsung menunjukan dirinya telah berdosa. Bagaimana ia tahu bahwa ia berdosa? Bukankah Tuhan Allah tidak memberitahu kepadanya bahwa jika ia memakan buah yang dilarang maka ia akan berdosa? Disini kita bisa melihat nasehat Allah sebelumnya “ Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas. Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”. Dari kalimat diatas ini kita bisa melihat bahwa si manusia pertama mengetahui bahwa dirinya berdosa karena ia telah memakan buah pengetahuan. Mari kita kaitkan dengan pengalaman hidup kita.
Ketika kita kecil, kita mendapatkan pengetahuan melalui orang tua kita yang mengajarkan banyak hal kepada kita tentang hal yang baik dan yang buruk yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Semua orang tua tentu mengajarkan kepada kita anak-anaknya untuk menjadi pribadi-pribadi yang baik. Buah dari apa yang kita terima dari orang tua bisa kita lihat atau ukur dalam hidup kita sekarang. Apakah kita telah menjadi manusia yang baik sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua atau sebaliknya kita jauh dari ideal yang diharapan pada kita? Jika kita merasa dan menyadari diri kita telah berdosa, kita tidak perlu takut, cemas, ataupun putus asa karena Allah selalu aktif mencari kita dan tidak pernah berhenti untuk memanggil dan menunggu kita datang kepada-Nya. Tetapi kita juga perlu memiliki sikap aktif untuk menanggapi sapaan Allah itu sehingga kitapun selamat dari dosa. Sikap aktif tentu mendorong kita untuk terus berusaha agar tidak jatuh dalam dosa yang sama dan memiliki sikap pantang menyerah agar tidak mudah putus asa dalam mencari Tuhan. Buah dari pertobatan kita adalah persaudaraan yang mesra dengan peribadi Kristus sendiri. hal ini kita bisa lihat dalam kata-kata Yesus “Siapa saja yang melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, saudara-Ku perempuan, dan dialah ibu-Ku!”.
Allah telah menebus dosa kita melalui Yesus Kristus Putera-Nya yang telah menjadi manusia untuk menebus dosa kita. Melaui Yesus, menjadi Jelas bagi kita bahwa setiap orang dipanggil untuk menjadi lebih baik dan bukan menjadi budak dosa ataupun kejahatan. Yesus tidak akan membiarkan setan menguasai diri kita karena melalui kuasanya kita yakin bahwa Yesus sendiri yang akan merajai hati dan diri kita.
Fr. Venansius Ganggus, SX