HARI RAYA PESTA PENAMPAKAN TUHAN

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

HARI RAYA PESTA PENAMPAKAN TUHAN

“Pejiarahan bersama para Majus dari Timur”

Bapak/ibu, saudara/i terkasih dalam Tuhan, semoga kasih dan damai sejahtera dari Allah dan dari PuteraNya Yesus Kristus menyertai kita semua. Sebelum memulai renungan ini, saya pertama-tama mengucapkan salam damai natal dan bahagia tahun baru untuk saudara/i sekalian.
Yesus adalah Raja

Pada hari ini kita merayakan pesta penampakan Yesus, yang dengannya kita mengakhiri masa oktaf natal. Pada pesta penampakan ini, saya secara khusus merenungkan Injil yang diperdengarkan kepada kita. Pada Injil Matius 2:1-12, kita mendengar cerita bagaimana para majus dari Timur datang ke Yerusalem untuk berjumpa dengan Yesus yang baru lahir itu. Saya sendiri sangat tertarik dengan gelar yang diberikan oleh para majus itu terhadap Yesus. “ di manakah Dia raja Yahudi yang baru dilahirkan itu?” Pertanyaan ini sangat menarik bagi saya karena melalui pertanyaan ini saya mendapat mengetahui siapakah bayi yang mereka cari. Gelar raja ini akan kembali muncul ketika Yesus disalibkan. Gelar Yesus sebagai raja orang Yahudi akan kembali muncul ketika Yesus diolok-olok oleh para prajurit “salam hai Raja orang Yahudi” (Mat 27:29) dan selanjutnya gelar ini akan terpampang dengan jelas di atas kepala Yesus saat Dia disalibkan (Mat 27:37). Dengan demikian penginjil Matius ingin memperlihatkan kepada kita bahwa Yesus yang dalam sejarah hidupnya, sejak Dia baby hingga mati di salib adalah seorang Raja yang diperuntukan bagi bangsa Yahudi dan kita semua. Gelar ini sudah sejak awal diakui dan sungguh menarik bahwa yang mengakui gelar ini pertamakali adalah orang-orang Majus dari Timur. Pengakuan para majus dari Timur merupakan pengkuan kita semua bahwa memang Yesus sungguh seorang Raja dan bahkan lebih dari seorang raja. Dia adalah anak domba Allah yang datang ke dunia (Mrk 1:11)
Meneladani Para Majus

Selain tertarik dengan gelar yang diberikan kepada Yesus oleh para majus dari Timur, saya juga melihat ketulusan dan keberanian para majus itu. Ketulusan dan keberanian yang saya maksud adalah soal tekad mereka untuk datang ke Yerusalem. Seperti ada yang mengganjal dalam hati saya ketika saya merenungkan teks ini “kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia ” (Mat 2:2). Kami telah melihat bintang-Nya di Timur merupakan sebuah penjelasan bagi saya mengapa mereka datang ke Yerusalem. Tanpa memasuki cara berpikir mereka, saya mengia baha orang-orang majus ini memiliki iman yang teguh, terutama melihat tanda-tanda alam yang menjadi medium bagi mereka dalam mengenal Allah. Saya yakin bahwa para majus dari timur merupakan orang-orang pilihan yang diutus oleh bangsanya untuk datang ke Yerusalem untuk menyembah Allah. Tentu pertanyaan bagi kita adalah apakah kita peka dengan tanda-tanda alam yang hadir disekitar kita sebagai jejak Allah datang menyapa kita? Atau apakah kita pernah merenungkan peristiwa atau gejala alam sebagai cara Allah berhubungan dengan kita? Jika belum sampai pada titik itu, pada hari ini bertepatan dengan hari penampakan Tuhan, Allah mengundang kita semua, saya dan anda sekalian untuk .belajar dari para majus supaya mengenal jejak Allah melalui peristiwa harian hidup kita termasuk peristiwa-peristiwa alam. Selain untuk peka dengan tanda-tanda atau jejak-jejak Allah dalam peristiwa-peristiwa itu, kita juga dipanggil untuk menjadi bintang bagi orang lain, dalam keluarga, dalam komunitas, dalam masyarakat, dalam bangsa dan negara. Dengan menjadi bintang dari Allah, kita membawa banyak orang untuk mengenal dan akhirnya menyembah Allah yang benar. Oleh karena itu pada hari penampakan ini kita bersama para majus dapat mengatakan kepada semua orang “kami datang untuk menyembah Dia”

SEMOGA

Fr. Ardin Jemanu SX

Leave a Reply

Your email address will not be published.