Membina Yang Terkecil di Dalam Keluarga
Warta Mexico
P.Kadek, SX
Kenapa kita berada di dalam seminari? Apa yang membuat kita bertahan dalam kehidupan seminari mengingat banyak hal yang lebih menarik di luar? Setiap orang, dengan cara yang berbeda mengolah misteri yang sama untuk menjadikan sebuah pengalaman hidup yang membangun; panggilan cinta Yesus yang mengundang kita untuk berada dengan-Nya, hidup dengan-Nya dan seperti Diri-Nya. Belajar hidup dengan Sabda Gembira untuk menjadi pewarta.
Proses formatif secara aktual adalah proses mendampingi dengan sabar serta tekun bagi pertumbuhan dan kematangan anak-anak muda yang berpijak pada budaya dan waktu, mereka ingin hidup gembira dan sesuai dengan injil serta mampu mewartakannya sesuai dengan pemahaman dan keyakinan. Pendampingan dan mendampingi dengan sabar, menjalani nilai Injil dan mewartakannya adalah tujuan dari proses formatif.
Di dalam seminari kata yang terpenting adalah “MENJADI”. Menjadi murid, menjadi teman, menjadi saudara, menjadi misionaris, menjadi pelayan, menjadi imam. Kata “MENJADI” mengandaikan sebuah proses, proses inilah yang dinamakan pembinaan dan pendidikan. Nama lengkap saya Yakobus I Made Suardana, sering dipanggil Romo Kadek, berasal dari Bali. Proses untuk menjadi imam misionaris, saya awali di Seminari menengah Roh Kudus Tuka, Bali, sebelum bergabung dengan Serikat Xaverian. Tahun 2004 untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di negeri sombrero, Meksiko, untuk menyelesaikan kuliah teologi. Tahun 2010 ditahbiskan menjadi imam misionaris dalam keluarga Xaverian. Setelah tahbisan, saya langsung ditugaskan menjadi pembina di Seminari Kecil Xaverian di San Juan del Río, Meksiko, sampai saat ini. Selama kurang lebih tujuh tahun mendampingi anak-anak seminaris, banyak pengalaman yang menarik untuk diceritakan, tentu sebuah pengalaman di dunia pendidikan yang semakin banyak tantangan, tawaran dan keativitas. Hidup di dalam seminari sebagai formator adalah tempat yang baik untuk mengambil waktu pertama-tama sebagai formator bagi diri sendiri.
Belum pernah sebelumnya saya merasakan hal yang seagung ini dalam membina diri. Bagi saya ini adalah waktu yang tepat untuk bersyukur atas rahmat pendidikan, sebagai hadiah yang besar dari Tuhan.
Dalam tahun-tahun melayani di seminari, saya banyak terinspirasi oleh pesan terakhir dari Konsili Vatikan II untuk anak muda: “kemampuan untuk bergembira dengan orang-orang yang baru memulai”. Berada dekat dengan anak-anak yang baru memulai perjalanan panggilannya adalah sebuah hidup yang menggembirakan, sebuah kegembiraan yang dimiliki oleh orang-orang yang baru memulai. Di dalam seminari, sebagai formator juga harus belajar hidup “hukum pertumbuhan” menurut Injil. Terbuka panggilan untuk menjadi Yohanes Pembaptis, “menyiapkan..” Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh 3: 30). Sebuah pengalaman yang mengesankan dan sekaligus menuntut kerendahan hati melihat pertumbuhan anak-anak yang melesat begitu cepat dalam semua bidang, setiap generasi mempunyai dinamikanya sendiri.
Dalam tugas pelayanan saya sebagai formator, ada tiga hal yang menjadi tugas pokok:
-
Mendampingi artinya mampu menjalin relasi yang baik dengan semua, menjadi “teman” dalam arti mendengarkan dengan sabar, membantu anak-anak dalam proses dicernimiento.
-
Animator artinya membangkitkan minat anak-anak untuk pembentukan integral, yang mengarah pada pilihan bebas dan definitif untuk Yesus Kristus, membangkitkan minat.
-
Komunikator pengalaman iman artinya mengkomunikasikan pengalaman iman kita kepada anak-anak lewat kata-kata dan tindakan artinya apa yang kita katakan atau ajarkan harus sesuai dengan gaya hidup kita. Ini adalah dasar dari pendidikan.