Renungan Minggu XXXIII Th.A

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Renungan Minggu XXXIII Th.A

Perumpamaan Tentang Talenta

Caramu Memandang Realitas, Membawamu Pada Apa Adanya Dirimu

         “…kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut di tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut, dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: ini terimalah kepunyaan tuan!…” Mat.25:24-25

Dalam bacaan injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk membuka pola pikir kita dalam menyikapi suatu peristiwa agar kita bisa berfikir sama seperti Dia adanya. Yesus mengajak kita untuk melihat realitas bukan dari apa yang kita pikirkan, namun melihat lebih dalam arti dari sebuah peristiwa. Dalam ayat 24 tertulis kata “ aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam…” kalau dilihat secara sekilas, hamba ini benar-benar mengenal siapa tuannya. Perkataan dari si hamba mendapatkan konfirmasi yang baik dari tuan itu dari ayat 26, “maka jawab tuan itu: hai hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut di tempat di mana aku tidak menanam?” Akan tetapi, apakah benar hamba ini telah mengenal siapa tuannya? atau cara pandangnya yang salah terhadap tuannya? Saat dilihat lebih teliti, ternyata pernyataan tuannya masih diakhiri oleh sebuah tanda tanya (?). berarti tuannya hanya mengkomfirmasi dari cara pandang hambanya. Jadi siapa sebenarnya yang menentukan dan menilai dalam perkara ini?  Hamba itulah yang menyatakan bahwa tuan itu manusia yang jahat dengan pola pikirnya sendiri.

Hal ini tentu jauh berbeda dengan cara pandang dari kedua hamba lainnya yang masing-masing mendapatkan lima dan dua telenta, dan hamba-hamba itu menghasilkan dua kali lipat dari apa yang diterimanya. Mengapa kedua hamba lain bisa menghasilkan dua kali lipat? Cara pandang merekalah membuat mereka bisa menghasilkan laba. Mereka tidak memandang tuannya jahat, dan yang pasti mereka melakukan tanggung jawabnya terhadap sebuah kepercayaan yang diberikan kepada mereka.

Dalam bacaan ini kita di ajak untuk mempunyai suatu cara pandang yang positif terhadap realitas yang ada di sekitar kita. Saat kita mengambil nilai posif dari suatu peristiwa tentu kita mempunyai suatu harapan untuk melangkah maju menjadi lebih baik. Sekalipun kita dihadapkan pada sebuah masalah yang besar, tentu bagi kita yang mempunyai pandangan yang positif akan menilai hal itu sebagai sebuah tantangan yang harus dilewati. Namun sebaliknya saat kita terus mengeluh dan melihat suatu peristiwa dengan cara pandang yang jahat (takut) maka hal itu menjadi sebuah hambatan bagi kita untuk melangkah, dan akan selamanya terkurung dalam apa yang kita pikirkan.

Jadi melalui sabda-Nya hari, Yesus mengajak kita untuk mengambil makna yang baik dengan cara pandang-Nya dalam melihat sebuah peristiwa. Kerajaan sorga akan bisa dirasakan saat ini ketika kita masih mempunyai pengharapan pada surga itu, yaitu Kristus sendiri. Kesetian dan tanggung jawab pada kehidupan kita adalah kunci untuk mejalani kehidupan saat ini. Dan Yesus telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita mempunyai peluang yang sama dengan segala kepenuhan-Nya menurut kemampuan kita masing-masing. Amin

Selamat Hari Minggu.

Fr.Yunis Martinus Zalukhu,SX

Leave a Reply

Your email address will not be published.