Renungan 24 September 2017

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Renungan 24 September 2017

Sama Dapat, Sama Rasa
Bacaan: Mat 20:1-16a
Sobat Kristus yang terkasih, ada seorang nenek bernama Rukiyem yang sudah berusia 80 tahun tetapi baru mengikuti Katekumen. Akhirnya nenek Rukiyem dibaptis dengan nama Maria tetapi dua tahun kemudian, beliau meninggal dunia. Dalam khotbahnya saat misa requiem nenek Rukiyem, Romo Generoso Justisio mengatakan bahwa nenek Rukiyem telah meninggal dalam damai Kristus dan akan memperoleh kebahagiaan kekal di sorga sebagaimana janji Yesus. Selesai misa, ada seorang umat, namanya Jelesius yang protes kepada romo, “Romo, nenek Rukiyem kan baru 2 tahun dibaptis, kok bisa langsung memperoleh keselamatan sih? Padahal nenek saya sudah dibaptis sejak bayi lho, berarti keenakan nenek Rukiyem dong?” Romo Generoso yang mendengar protes iri Jelesius menjawab,”Saudara, keselamatan Tuhan itu sama kepada semua orang, baik yang sudah dibaptis sejak bayi maupun yang baru dibaptis sebelum meninggal, semuanya sama dapat, sama rasa. Artinya rahmat Tuhan dan kerahiman-Nya diberikan kepada semua orang secara sama.’
Nah, Sobat Kristus, dalam bacaan Injil hari ini pun, Tuhan Yesus hendak menunjukkan bahwa rahmat dan kasih karunia Allah itu diterima oleh semua orang secara sama. Dalam perumpamaan hari ini, Yesus menggambarkan keselamatan Allah yang diberikan kepada semua orang sebagai upah satu dinar yang diberikan pemilik kebun anggur kepada semua pekerja kebun anggurnya. Tetapi pekerja kebun yang masuk pertama protes kepada pemilik kebun anggur karena mereka memperoleh upah yang sama dengan pekerja yang baru masuk pukul lima sore. Pemilik kebun anggur pun berkata,’saudara aku tidak berlaku tidak adil terhadpa engkau, bukankah kita telah sepakat satu dinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’(Mat 20:13-15) Yesus pun mengakhiri perumpamaan ini dengan bersabda,”Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang pertama dan yang pertama menjadi yang terakhir.”(Mat 20:16)
Sobat Kristus yang terkasih, keselamatan yang dibawa oleh Tuhan kita Yesus Kristus sejatinya adalah sebuah rahmat luhur yang diterima oleh semua orang secara sama. Kita memperoleh rahmat yang sama baik kita yang sudah lebih dulu bekerja di kebun anggur Tuhan yaitu menjadi anggota Gereja Katolik sejak bayi, ataupun yang baru bekerja atau dibaptis di usia dewasa maupun sudah tua. Semuanya memperoleh rahmat yang sama, kasih yang sama, dan kerahiman yang sama. Oleh karena itulah tidak baik bersikap iri terhadap rahmat Tuhan yang diberikan kepada mereka yang masuk terakhir karena kita pun memperoleh rahmat yang sama dengan mereka. Adalah lebih baik untuk meneguhkan mereka yang bekerja terakhir dengan sikap berbela rasa, sama rasa, agar kita pun juga diteguhkan untuk setia sampai akhir. Semoga rahmat Tuhan senantiasa melingkupi hidup kita agar kita menjadi pekerja kebun anggur-Nya yang setia. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati.

Leave a Reply

Your email address will not be published.