PERJUMPAAN DUA PEREMPUAN YANG MENJALANKAN SATU MISI
Bac: I Why 11: 19a, 12:1.3-6a.10ab
II 1 Kor 15:20-26
Injil: Luk 1:39-46
Hari ini Gereja merayakan sukacita besar, pesta iman yaitu merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga. Paus Pius XII secara resmi mengumumkan hari Santa Perawan Maria diangkat ke Surga pada tanggal 1 November 1950. Dengan iman, semua umat Allah mengakui bahwa Bunda Maria naik ke Surga.
Bacaan-bacaan suci yang diwartakan Gereja pada hari ini, memang tidak secara langsung mengungkapkan suatu bukti dalam Kitab Suci bahwa Bunda Maria diangkat ke Surga. Bacaan yang ditawarkan menuntun umat Allah untuk merenungkan mengenai sosok Maria yang baru saja menerima tugas berat untuk mengandung Putera Allah, kemudian bergegas berjumpa dengan saudaranya, Elisabet.
Pada awal kisah, Lukas melukiskan peristiwa ini dengan mengungkapkan dari sudut waktu, “Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda, ” ay 39 dan diakhir kisahnya dengan mengungkapakan waktu Bunda Maria tinggal bersama Elisabet. Bisa dikatakan bahwa Maria ada saat kelahiran dari Yohanes Pembaptis. Dalam perhitungan masa kehamilan, saat Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel, Elisabet saudaranya sedang mengandung enam bulan, “Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu” (ay 36). Hal ini bisa dikatakan tepat, karena Maria berada bersama Elisabet kira-kira tiga bulan lamanya “Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya,” ( ay 56). Suatu perhitungan yang aneh tampaknya, namun mau mengungkapakan bahwa, jiwa pelayanan yang ada dalam diri Maria sudah dan terlatih saat mendengarkan saudaranya sedang dalam masa penantian untuk melahirkan anaknya. Seorang Gadis yang telah menerima tugas berat, dan mengandung Putra Allah, memberikan dirinya untuk menjadi palayan dalam keluarga besarnya. Hati yang terbuka dan turut membantu sesama membantu kita mengenal lebih dekat bagaimana Bunda Maria tidak tinggal diam dalam saat mendengar sesama yang sedang membutuhkan. Perjalaan yang jauh, dari Galilea ke sebuah kota di pegunungan Yehuda.
Merenungkan pengorbanan Maria untuk pergi dan tinggal bersama saudaranya, Elisabet membantu saya juga mendalami suatu rencana Allah bagi dua perempuan ini. Dua perempuan ini menjadi bagian dari rencana Allah untuk menjelaskan kepada dunia siapakah diriNya. Melalui kedua perempuan ini, saya menemukan dua rencana besar dari Allah, yaitu memberikan kepercayaan yang besar kepada seorang perempuan yang merasa terkejut, dan berat menerima kabar itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” (ay 34). Kepada Elisabet, Allah memberikan kepercayaan untuk melahirkan seorang yang akan mempersiapkan jalan bagi kedatangan AnakNya. Maka kalau merenungkan perjumpaan kedua sosok perempuan ini, membawa saya untuk merenungkan bagaimana relasi antara Yesus dengan Yohanes Pembaptis. Perjumpaan keduanya dikisahkan dengan indah oleh Lukas bahwa, Yohanes Pembaptis melonjak kegirangan ketika mendengar salam dari Bunda Maria. Dan Mungkin tidak tepat untuk mengulas secara mendalam mengenai relasi keduanya, hal yang pasti bahwa Allah telah datang ke dunia, dan menggunakan kedua perempuan ini, Maria dan Elisabet sebagai alatNya. Dua perempuan yang disatukan dengan satu misi.
Lalu bagaiman hubungannya dengan hari raya Santa Perawan Maria Diangkat Kesurga? Perayaan hari Raya Maria diangkat ke Surga, Gereja memberikan kepada kita suatu pemahaman bahwa, karya Allah yang memilih Maria sebagai Bunda Allah, tidak terbatas di dunia ini. kehidupan Bunda Maria selama di dunia ini, sejak dipilih Allah dia menjadi bait Allah, di mana Allah bersemayam menjadi manusia seperti kita. Dengan kuasaNya bahwa Allah memberikan tempat istimewa bagi dia, dalam kemuliaanNya di surga. Lalu, bagaimana mempertanggungjawabkan hal ini? Gereja meyakini bahwa tradisi yang menjadi salah satu pedoman iman dalam Gereja katolik percaya bahwa Maria sebagai bunda Allah telah naik ke Surga. Dalam pembukaan Munificentissimus Deus (MD, 3) yang menyatakan dogma Bunda Maria diangkat ke Surga, Bapa Paus Pius XII mengatakan bahwa dalam sejarah keselamatan, Bunda Maria mengambil tempat istimewa dan unik. Ini mengacu pada ayat Gal 4:4, di mana dikatakan, “…Setelah genap waktunya”, bahwa dalam pemenuhan rencana keselamatan Allah ini, Allah dengan keMahakuasaan-Nya memberikan hak-hak istimewa kepada Bunda Maria, agar nyatalah segala kemurahan hati-Nya yang dinyatakan kepada Bunda Maria, dalam keseimbangan yang sempurna. Dengan ini semakin jelas bagi kita, dengan iman kita bisa melihat karya Allah yang besar dalam sejarah keselamatan. Dengan iman dan harapan yang besar, Bunda Maria yang diangkat kesurga itu membantu kita, dan hadir dalam setiap hitup kita. Dengan hati yang penuh kasih Maria mengetahui kebutuhan kita, layaknya Elisabet yang tidak pernah meminta pertolongannya, toh Maria tahu apa yang sedang dia butuhkan. Bunda Maria telah naik, dan dia meninggalkan taladan yang baik bagi kita.
Pada akhir renungan ini, saya mengucapkan secara khusus, Selamat merayakan Pesta Pelindung bagi semua lembaga, Paroki yang mengambil nama Maria Diangkat ke Surga sebagai pelingung. Semoga berkat doa dan pertolongan Bunda Maria kita menjadi orang yang terus meneladani Maria dalam hidup kita. Amin.
(Fr.Joni,SX)