Kata Bapa Pendiri tentang St.Fransiskus Xaverius
Dapat dikatakan bahwa perjumpaan dengan St.Fransiskus merupakan peristiwa yang sangat menentukan bagi hidup St.Guido. Sejak berusia 14 tahun St.Guido sangat mengagumi sosok St.Fransiskus Xaverius sang Misionaris Agung. Di mulai dari membaca kisah St.Fransiskus Xaverius dalam sebuah buku, St.Guido kecil memulai mimpinya untuk menjadi misionaris. Diceritakan pula bahwa St.Guido begitu terharu dengan kematian Fransiskus di sebuah batu karang yang terpencil tanpa berhasil masuk ke Cina. Oleh karena itu, St.Guido memutuskan dengan sungguh untuk melanjutkan cita-cita dan karya besar St.Fransiskus Xaverius itu.
Di dalam La Parola del Padre, St.Guido Conforti mengajak semua anggota Xaverian untuk meneladani dan mengambil inspirasi dari kehidupan St.Fransiskus Xaverius. Pertama, St. Guido Conforti menunjukkan teladan kekudusan yang diberikan oleh St.Fransiskus Xaverius. Bahkan St. Guido mengatakan, “St.Fransiskus Xaverius merupakan seorang santo yang mampu menyaingi serafim.” Dasar kekudusan adalah cinta akan Allah yang merupakan perintah yang terutama dan kobaran api dari kehidupan Kristiani. Sejak hari pertobatan hingga hari kematiannya pada umur ke 42 tahun, St.Fransiskus Xaverius secara terus-menerus bertumbuh dalam kasih ini. Hal ini dapat dilihat dari sukacita-sukacitanya, keantusiasannya, persatuannya yang terus menerus terjalin dengan Allah, perjuanganya yang tak pernah habis untuk menjadikan Tuhan Yesus Kristus dikenal dan dicintai, dan kerinduannya yang tidak pernah berakhir untuk semakin sempurna atau kudus.
Sambil bekerja bagi keselamatan jiwa-jiwa, St.Fransiskus Xaverius terus meningkatkan kesatuannya dengan Allah. Di tengah usaha-usahanya yang besar dan bermacam-macam, ia selalu menemukan waktu untuk menjalin relasi yang semakin mendalam dan intim dengan Tuhan; dengan berbagai macam ulah kesalehan guna memberi makan rohnya. Dengan ini, St.Fransiskus membangun kekuatan dan energi untuk usaha-usaha yang lebih besar bagi keselamatan sesamanya dan untuk mencapai kesempurnaan Kristiani yang lebih tinggi.
Kedua, St.Guido Conforti menunjukkan semangat misioner St.Fransiskus Xaverius. Beliau berkata, “Bersamaan dengan kasih kepada Allah, Kasih St.Fransiskus Xaverius kepada sesamanya terus bertumbuh.” Betapa rindunya St.Fransiskus membawa semua jiwa yang tersiksa kembali ke rumah Bapa Surgawi dan mempertobatkan semua jiwa untuk percaya kepada Injil. Oleh karena itu, St.Fransiskus Xaverius rela meninggalkan kampung halamannya ; untuk melakukan perjalanan dari pulau ke pulau dan dari laut ke laut.; menjelajah daerah-daerah luas guna mewartakan kabar gembira kepada semua orang. Tidak ada yang mampu menyurutkan semangatnya, bahkan di hadapan bahaya-bahaya, penganiayaan, penderitaan, cuaca buruk, penyakit fisik dan moral semakin meningkatkan semangat dan ketekunannya.
Akhir kata, St.Guido Conforti mengajak, “Mari kita temukan inspirasi dari teladan-teladan yang diberikan St.Fransiskus Xaverius, marilah kita selalu ingat bahwa jika kita ingin menjadi Rasul Injil yang pantas, kita juga mesti hidup bagi Allah secara total, total untuk sesama kita, dan total bagi diri kita. Dengan demikian, kita dapat memberikan segala kemuliaan bagi Allah.”
(Fr.Ivan,SX)