Renungan Minggu Prapaskah II
Memberi Diri Bagi Sesama
Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18; Mzm. 116:10,15,16-17,18-19; Rm. 8:31b-34;Mrk. 9:2-10.
Memasuki masa Prapaskah pekan kedua kita diajak untuk memahami dan lebih mendalami iman kita akan Yesus Kristus. Santo Paulus mengingatkan kita agar kita sebagai umat Allah tidak ragu-ragu akan iman kita tersebut. Kematian Yesus di salib merupakan tugas yang sangat penting yang telah Ia selesaikan agar kita umat-Nya dapat selamat dari dosa maut. Kita perlu menyadari bahwa Salib Kristus telah menyelamatkan kita semua.
Saya mencoba menceritakan pengalaman saya dalam perjumpaan saya dengan seorang pemuda yang sibuk bekerja tanpa menghiraukan keinginan hatinya. Dalam sebuah perjumpaan di suatu tempat, kami bercerita tentang pengalaman hidup kami masing-masing tentang bagaiman rutinitas saya dalam biara dan bagaimana rutinitas pemuda itu sebagai pekerja kantoran. Sebelum kami mengakhiri kisah hidup kami masing-masing si pemuda berkata, ‘’Selama 15 tahun terakhir saya tidak pernah ke gereja dan tidak pernah mengikuti kegiatan yang bersifat rohani dan saat ini saya rindu untuk menerima sakramen tobat”. Kalimat ini membuat hati saya merasakan adanya suatu dorongan yang amat hebat untuk mendengarkan kisah hidupnya yang sangat memprihatinkan.
Saya berpikir, “Mengapa ia bercerita hal seperti ini pada saya?”. Mengingat pemuda tersebut sudah berumur 26 tahun sedangkan saya masih berumur 22 tahun, saya ragu bahwa saya mampu memberikan solusi yang dapat membantunya. Saat itu dengan sopan saya mengajak dia untuk bertemu dengan seorang pastor dan meyakinkan dia bahwa inilah saat yang tepat untuk bertobat karena jika ditunda, akan terasa sulit untuk memulainya kembali. Saya bersyukur bahwa dia mau untuk kembali kepangkuan Allah yang merupakan pokok imannya. Melalui cerita singkat ini saya berpikir bahwa kebahagiaan terbesar dalam hidup kita sesungguhnya adalah saat kita berani memberikan diri kita untuk orang lain dan mau mendengarkan orang lain.
(Fr.Venantius Ganggus)