Rekoleksi Bersama Suster Joani FSGM

Menjadikan Dunia Satu Keluaga

Rekoleksi Bersama Suster Joani FSGM

Selibater Memakai Cinta

Jum’at, 20  Februari 2015, komunitas Skolastikat Cempaka Putih Raya 42  (CPR 42) mengadakan rekoleksi bulanan dengan tema “Selibater Memakanai Cinta”.  Rekoleksi ini dibawaakan oleh Sr. M. Joani, FSGM.  Sebagai pembuka rekoleksi, Sr. Joani menceritakan pengalaman hidupnya sejak ia masih duduk di bangku SMP  sampai menjadi seperti sekarang.  Latar belakang Sr. Joani bukanlah seorang Katolik seperti  suster kebanyakan.  Ia berasal dari keluarga Muslim yang jatuh cinta dengan Allah yang diimani orang Katolik. Hal ini diakui Sr. Joani sebagai cikal bakal mengapa ia menjadi orang Katolik. Sr. Joani menilai, Allah orang Katolik adalah Allah yang maha kasih yang sangat berbeda dengan Allah yang ia imani sebelumnya, yakni Allah yang maha adil.

Niat Sr. Joani menjadi Katolik tidak mendapat restu dari orang tua dan keluarganya, bahkan jika ia masih ingin menjadi Katolik, orang tuanya tidak lagi menganggap dia sebagai anak lagi. Sebagai anak, Sr. Joani sangat sedih dengan sikap keluarga dan orang tuanya ini.  Walau demikian, karena jatuh cinta (dengan Allah orang Katolik), Sr. Joani rela meninggalkan orang tuanya.  Tantangan-tantang ini tidak membuat Sr. Joani menjadi lesu.  Ia justru sebaliknya. Ia mendoakan orang tuanya dan memaafkan mereka. Semua itu dilakukan oleh Sr. Joani karena cinta tulusnya kepada Allah dan keluarga.

IMG_0114

Kenang-kenangan dari para Frater

Setelah lulus perguruan tinggi, Joani muda memilih untuk menjadi seorang Suster. Ia ingin mempersembahkan seluruh dirinya untuk Allah. Menjadi seorang Sr. tidaklah mudah. Berbagai tantangan dan kesulitan ia alami. Ia bahkan pernah ditawari untuk tinggal di Filipina oleh seorang rekannya yang ia kenal di Filipina. Menyadari panggilannya sebagai suster dan pelayan Allah, Sr. Joani menolak tawaran itu. Ia teguh ingin pulang ke Indonesia dan tetap menjadi suster. Pada saat pengikraran kaul kekal Sr.Joani merasakan sukacita yang sangat besar sebab seluruh keluarga kandungnya hadir dalam acara yang mulia ini dan merestuinya. Semua pengalaman hidup yang dialami ia maknai sebagai bentuk cintanya kepada Allah dan sesama manusia.

Penyerah diri secara total kepada Allah membuat Sr. Joani menjalani panggilannya dengan penuh sukacita.  Kepada kami rekan-rekan muda yang mempunyai keinginan untuk menjadi misionaris, Sr. Joani mengatakan, “Jalani panggilan ini dengan suka cita, semangat, taat dan lebih lagi dengan kesetiaan”. Diakhir rekoleksi, Sr. Joani memberikan beberapa kenang-kenangan berupa tiga jenis tulisan beserta pesan-pesannya, yakni  “Tidak Dendam”, “Pastor” dan “Setia”  sebagai bahan renungan.

IMG_0115

(Fr.Ardin Jemanu)

4 Responses

  1. Para Frater… boleh donk, kalau sempat dan tidak keberatan menulis tentang pengalaman sukacita / alasan untuk : menjadi seorang calon pastor. Sehubungan dengan tahun hidup bakti, untuk dimuat di web santopaulus pekanbaru.

    Jika berkenan tulis, ke email santopauluspku@gmail.com cc firsty@live.com

    Many thanks…
    Selamat berkarya, terus semangat dan dijauhkan dari dukacita.

    Regards
    firsty renata
    admin st Paulus

    • Frater Xaverian says:

      Baik, Frater Onci Natan bersedia menulis pengalaman panggilannya. Apakah ada ketentuan dalam penulisannya, seperti jumlah karakter,dll?

  2. GEMA Matius says:

    Fraters SX yg terkasih,

    Mohon ijin memuat berita2 dari site ini untuk menjadi bagian di rubrik “Jendela” majalah GEMA Matius Bintaro.

    Terima kasih & salam,
    Redaksi GEMA Matius

Leave a Reply

Your email address will not be published.